KUTA – Sebanyak 8,7 juta kendaraan tercatat melintas di atas Jalan Tol Bali Mandara pada tahun 2022 lalu.
Jumlah itu meningkat sebanyak 103 persen, jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang hanya mencapai 4,1 juta kendaraan saja.
Namun selaku pengelola Jalan Tol Bali Mandara, Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol (JBT), I Ketut Adiputra Karang mengungkapkan bahwa peningkatan volume tersebut belumlah mencerminkan kondisi normal sebelum pandemi Covid-19. Karena pada tahun 2019, volume lalu lintas di Jalan Tol Bali Mandara berada pada angka 16,3 juta kendaraan.
“Dapat disimpulkan, volume lalu lintas tahun 2022 hanya setengah atau 50 persen dari volume lalu lintas normal 2019,” ungkapnya, Senin (9/1/2023).
Meski demikian, perkembangan positif di tahun 2022 tetap menjadi hal yang amat disyukuri. Menurut dia, peningkatan tidak terlepas dari beberapa kebijakan pemerintah, seperti percepatan vaksinasi di Indonesia, kelonggaran syarat perjalanan dinas, serta kelonggaran syarat kunjungan wisatawan mancanegara di Bali.
Kata dia, naiknya jumlah kunjungan wisatawan di Bali adalah berbanding lurus dengan meningkatnya volume lalu lintas harian di Jalan Tol Bali Mandara. Hal tersebut dinilai sangat terasa selama periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
“Peningkatan ini sudah mulai terasa sejak H-7 perayaan Natal 2022 atau tepatnya pada 18 Desember 2022. Volume tersebut kemudian mengalami peningkatan signifikan pada hari-hari setelahnya, hingga puncaknya pada tanggal 30 Desember 2022 dengan capaian 48 ribu kendaraan. Jumlah tersebut meningkat sebanyak 48% dibandingkan lalu lintas harian normal pada bulan Juni 2022 yang sebanyak 26 ribu kendaraan,” bebernya.
Angka tersebut merupakan akumulasi arus lalu lintas dari tiga gerbang tol, yaitu Gerbang Tol Benoa, Ngurah Rai, dan Nusa Dua. Adi meyakini, peningkatan Lalu Lintas Harian (LHR) itu adalah salah satu dampak pelonggaran PPKM oleh pemerintah.
“Ada sekitar 656 ribu kendaraan tercatat melintas sejak tanggal 18 Desember 2022 hingga 3 Januari 2023 lalu,” lanjutnya.
Kemudian Adi juga sempat mengungkapkan, di tengah meningkatnya volume lalu lintas, cuaca ekstrem berupa angin kencang adalah hal yang mendapat perhatian serius. Mengingat kondisi alam semacam itu dapat membahayakan para pengemudi di Jalan Tol Bali Mandara.
Kaitan dengan itu, PT JBT senantiasa memantau kecepatan angin melalui anemometer yang telah terpasang di beberapa titik. Alat tersebut berbasis Internet of Things (IoT).
“Kami akan menutup sementara lajur kendaraan di gerbang tol apabila kecepatan angin sudah melebihi standar yang berlaku. Yaitu 40 km/jam untuk sepeda motor, dan 80 km/jam untuk mobil. Penutupan sementara ini dilakukan untuk menjamin keamanan di Jalan Tol Bali Mandara,” jelasnya.
Di samping itu, dalam menghadapi cuaca ekstrem, PT JBT juga mengerahkan seluruh petugas untuk melakukan controlling dan monitoring di setiap sisi jalan. Tentunya, itupun dilakukan guna menghindari kejadian tidak diinginkan.
“Tak lupa saya menyampaikan kepada pengguna jalan agar selalu memastikan e-toll cukup saat bayar tol. Selain itu, selalu patuhi rambu-rambu dan senantiasa pastikan kendaraan dalam kondisi baik,” imbuhnya. (adi/jon)