MANGUPURA- Tingginya tingkat kebencanaan pada akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023 akibat cuaca ekstrim, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung cukup kewalahan. Pasalnya, jumlah personil Tim Reaksi Cepat (TRC) yang dimiliki BPBD sangat terbatas.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Badung I Wayan Darma mengungkapkan, pihaknya saat ini hanya memiliki 22 orang anggota TRC yang terbagi dalam 3 pos. Yaitu, sebanyak 10 orang di Pos induk Jalan Kunti, Seminyak, 10 orang di Pos Mengwi dan 2 orang di Pos Petang.
“Kami hanya memiliki 22 orang tenaga lapangan, mereka bertugas dalam dua shift,” ungkap Darma yang dikonfirmasi, Minggu (8/1/2023).
Jumlah ini menurutnya sangat kurang, mengingat cukup beratnya tugas TRC. Berdasarkan ketentuan, TRC memiliki tugas pengkajian secara cepat dan tepat di lokasi bencana dalam waktu tertentu dalam rangka mengidentifikasi cakupan lokasi bencana, jumlah korban, kerusakan prasarana dan sarana, gangguan terhadap fungsi pelayanan umum dan pemerintahan serta kemampuan sumber daya alam.
Mantan Camat Petang ini menambahkan idealnya tiap pos minimal memiliki 20 orang anggota TRC. Sehingga akan mampu mencover lebih banyak wilayah yang mengalami bencana. Meski demikian, pihaknya berupaya memaksimalkan jumlah anggota TRC yang ada.
“Kami juga sangat terbantu dengan peran serta Perbekel dengan jajarannya, yang ikut membantu kami dalam penanganan bencana,”ujarnya.
Sementara itu, pada awal tahun 2023 BPBD Badung mencatat terjadi musibah sebanyak 44 pohon tumbang. Bencana ini terjadi seluruhnya disebabkan cuaca ekstrem yakni angin kencang.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung I Ketut Murdika menyebutkan Kecamatan Abinsemal menjadi daerah terbanyak yang mengalami pohon tumbang.
“Di Kecamatan Petang ada 7 pohon tumbang, 20 pohon tumbang di Abiansemal, di Mengwi 7 pohon tumbang, Kuta Utara tiga pohon tumbang, Kuta empat pohon tumbang dan Kuta Selatan sebanyak tiga pohon tumbang,” ungkapnya. (lit/jon)