GIANYAR – Puluhan guru agama Hindu dan guru bahasa Bali menemui Ketua DPRD Gianyar I Wayan Tagel Winarta di kediamannya, Sabtu (3/12/2022).
Kedatangan sekitar 70 guru dari berbagai kecamatan di Kabupaten Gianyar itu menyampaikan kekhawatiran tidak bisa ikut dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) seperti guru mata pelajaran lain.
Dikonfirmasi terpisah, Minggu (4/12/2022), Tagel Winarta menyebut ada beberapa hal yang disampaikan para guru tersebut.
Di antaranya, mengenai data yang belum masuk prioritas dalam seleksi PPPK. Bahkan, menjadi guru tidak tetap pun belum bisa diakomodir.
“Mereka menyampaikan keluhan, padahal tanggung jawab sama selaku guru yaitu mencerdaskan generasi penerus bangsa, tapi kenapa mereka (guru agama Hindu dan bahasa Bali) tidak masuk formasi CPNS maupun PPPK ?. Kenapa tidak diperjuangkan ?. Tugas dan tanggung jawab sama, sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, dan memajukan pendidikan,” ujarnya.
Para guru juga meminta kejelasan informasi dari pemerintah karena selama ini masih simpang siur mengenai status apakah di bawah Departemen Agama atau Dinas Pendidikan. “Karena ini masih dinilai simpang siur,”ungkapnya.
Aspirasi para guru itu segera ditindaklanjuti dengan menggelar rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan Gianyar, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, serta Departemen Agama untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Menurut Tagel Winarta, memang harus ada kuota khusus untuk guru agama Hindu dan bahasa Bali dalam seleksi PPPK yang kini tengah berlangsung, apabila memang tidak ada formasi dalam CPNS.
“Para guru ini sudah mengabdi bertahun-tahun, bahkan ada paling lama sampai 17 tahun lebih dengan penghasilan kurang lebih Rp 300 ribu sebulan. Tentunya mereka ingin bisa diangkat menjadi guru tidak tetap, atau bisa bersaing di seleksi PPPK, tapi formasi tidak masuk, itu yang membuat mereka kecewa,” beber Tagel sembari menyebut saat ini ada kurang lebih 100 guru agama Hindu dan bahasa Bali di Gianyar masih mengabdi di sejumlah SD dan SMP. (jay)