DENPASAR – Polda Bali meningkatkan kewaspadaan setelah Densus 88 Antiteror menangkap terduga teroris Firdaus Salam Isnanto (28) di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (6/9/2022) pukul 07.30 WIB.
Firdaus diketahui lahir dan besar di Bali. Ia bersama istrinya berinisial DYA serta kedua anaknya tinggal di Jalan Satelit nomor 40, Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat.
Setelah penangkapan Firdaus di Lumajang Jawa Timur, 10 orang anggota polisi menggeledah kamar kosnya. Polisi menyita sejumlah barang bukti diduga kuat berkaitan dengan terorisme, seperti buku jihad, golok, dan anak panah.
Petugas juga menginterogasi kedua orang tua Firdaus, yaitu Basuki (65) dan Siti Juariah (59) yang tinggal bersebelahan di Jalan Satelit, Denpasar.
Siti Juariah saat ditemui wartawan, Kamis (8/9/2022) tidak menyangka Firdaus terlibat tindak pidana terorisme. Sebab, perempuan ini tidak melihat ada keanehan pada anak keduanya tersebut.
“Saya tidak melihat ada keanehan dari anak saya itu. Biasanya selesai kerja, dia langsung pulang. Saya masih belum yakin anak saya seperti yang diduga sekarang,” ungkap Siti Juariah dengan nada terbata-bata.
Siti Juariah mengaku mendapat kabar penangkapan anaknya dari sang menantu, DYA. Kemudian, sekitar 10 orang polisi mendatangi kos Firdaus.
Ia kembali menceritakan, Firdaus bekerja di salah satu perusahaan alat berat. Kemudian, perusahaan mengirimnya ke Bima, NTB. “Setahu saya, dia mengerjakan proyek irigasi, air minum, dan embung di Bima,”ucapnya.
Selesai bekerja di Bima, Firdaus kembali dipercaya perusahaan untuk bekerja di Lumajang. Pria yang merupakan lulusan Program Studi Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali itu mengerjakan proyek 2.000 unit rumah.
“Sebelum ke Lumajang enam bulan lalu, dia (Firdaus) sempat seminggu di Bali. Pas berangkat ke Lumajang, dia bawa dengan istri dan anaknya,” ungkap Siti Juariah.
Firdaus bersama istri dan anaknya berencana datang ke Bali minggu depan. “Suami saya (Basuki) sedang dalam perjalanan ke Lumajang untuk menjemput mantu dan cucu,” ucapnya.
Terkait penangkapan anaknya, Siti Juariah hanya bisa pasrah.
“Ya, mungkin memang jalan hidupnya begitu. Saya kembalikan kepada Allah,” lirihnya.
Sementara, Kabid Humas Polda Bali Kombes Satake Bayu Setianto enggan berkomentar banyak terkait penangkapan terduga teroris itu dengan alasan yang berwenang untuk mengeluarkan pernyataan adalah Divisi Humas Mabes Polri.
“Terkait penangkapan itu nanti Mabes Polri yang kasi penjelasan. Sebagai bentuk kesiapsiagaan, Polda Bali meningkatkan pengamanan. Salah satunya berkomunikasi intens dengan Densus 88 yang ada di Bali,” tandasnya. (dum)