KLUNGKUNG– Akses internet dibutuhkan dalam berbagai macam kepentingan. Mulai dari sektor pendidikan, bisnis, hingga pelayanan pemerintah.
Pada era teknologi dan informasi yang berkembang pesat seperti saat ini, kebutuhan akses internet menjadi hal utama. Karena internet bisa bermanfaat sebagai sara konektivitas dan komunikasi,akses informasi, pengetahuan serta hiburan.
Kepulauan Nusa Penida justru terkendala jaringan internet. Kondisi ini tidak saja berdampak terhadap terganggunya kebutuhan sarana informasi dan komunikasi, kegiatan bisnis pariwisata pun menjadi terkendala.
Baca juga : Ala Ayuning Dewasa 9 September 2022 : Hati-Hati Banyak Gangguan !
Terkendalanya jaringan internet di kepulauan di seberang Selat Badung itu disebabkan karena kurang meratanya pembangunan tower. Hal ini tidak terlepas dari kondisi topografi Nusa Penida dimana sebagian besar daerahnya merupakan perbukitan. Jarak antar satu desa dengan desa lainnya pun cukup jauh dibatasi oleh bukit.
Sehingga menyebabkan kemampuan radius maksimal tower penyedia jaringan internet yang ada belum bisa melayaninya. Saat ini di Nusa Penida baru ada 31 tower yang melayani penyediaan jaringan internet. Menurut Kadis Komunikasi dan informasi Kabupaten Klungkung Wayan Parna, radius jangkau tower penyedia jaringan internet maksimal 3-5 kilo.
“Di luar radius itu jelas tidak bisa tercover. Inilah yang menyebabkan selama ini masih ada daerah-daerah yang terkendala jaringan internet. Meskipun sudah ada tower di daerah itu, masih saja ada wilayah-wilayah yang belum terjangkau,” kata Wayan Parna dikonfirmasi WARTA BALI, Kamis (8/9/2022).
Baca juga : Jalin Kedekatan, Polisi Bantu Warga Tanaman Cabai
Sejumlah desa yang saat ini masih mengalami kendalajaringan internet seperti Desa Sekartaji, Batumadeg, sebagian Desa Bungamekar.
Terkait kondisi itu, pejabat asal Dusun Sidayu Yuhaye, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan ini mengatakan, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta sudah mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perubahan Zonasi. Dalam peraturan itu dibuk tambahan 11 zonasi.
“Yang baru diusulkan berdasarkan kajian konsultan dan sudah ditetapkan berdasarkan peraturan bupati ada tambahan 11 titik,” katanya.
Ia pun sudah mengundang provider atau perusahaan penyedia jasa internet dan sudah dipresentasikan soal 11 titik zonasi yang bisa dibangun tower. Namun melihat kehadiran pihak swata itu, Parna ragu, pembangunan tower bisa dilaksanakan dalam waktu dekat.
“Yang hadir cuma satu provider,saya sudah presentasikan. Ia (provider) tersebut berjanji akan meneruskan ke kantor pusat. Beberapa provider yang sempat dihubungi mengaku sedang focus pada penguatan jaringan untuk mendukung pelaksanaan KTT G-20,” ungkap Parna.
Dirinya berharap kebijakan di pusat mengarah ke Nusa Penida, sehingga provider cepat menanamkan investasinya.
Sebelumnya Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengeluhkan kondisi jaringan internet di Nusa Penida masih alami kendala. Menurut Bupati asal Pulau Ceningan, Desa Lembongan, Nusa Penida ini, kendala itu berdampak terhadap perkembangan industri pariwisata di Nusa Penida. Juga menjadi kendala dalam pelayanan pemerintahan. (yan)