KLUNGKUNG– Jembatan kuning atau jembatan cinta yang menghubungkan Pulau Lembongan dengan Pulau Ceningan, kerap kali dilalui roda empat. Hal ini mengkhawatirkan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta.
Betapa tidak, jembatan gantung sepanjang 100 meter lebih yang melintang di atas perairan itu bukan diperuntukan untuk kendaraan roda empat. Melainkan untuk penyeberangan orang dan sepeda motor. Jika hal ini dibiarkan Bupati mengkhawatirkan bisa terjadi hal yang tidak diinginkan.
Belum genap sebulan Pemkab Klungkung sudah melakukan perbaikan terhadap permukaan jembatan cinta yang keropos di beberapa titik. Menurut Bupati Suwirta, adanya lalu lalang kendaraan roda empat melintas di jembatan cinta,menjadi salah satu penyebab jembatan cepat rusak.
“Saya tugaskan ke perbekel untuk diumumkan dan sudah diumumkan.Ternyata ada beberapa kali kendaraan roda empat melintas. Kalau viar itu kan untuk angkut sampah. Untuk menghindari itu akan membuat palang secukupnya agar viar saja yang bisa melintas, roda empat tidak bisa lewat,” tandas Bupati I Nyoman Suwirta, Kamis (18/8/2022).
Suwirta menegaskan jembatan gantung bukan untuk lalu lintas roda empat. Hanya saja ada oknum memanfaatkan peluang dan situasi,ketika tidak diingatkan mereka lewat jembatan gantung.
“Sebenarnya mereka mengerti kalau itu bukan untuk mobil pick up. Cuma memanfaatkan peluang dan situasi ketika tidak diingatkan mereka lewat. Karena lumayan dibandingkan lewat sampan lebih repot. Beberapa kali di pantau lewat CCTV,” ungkap Bupati asal Pulau Ceningan ini.
Disinggung soal nasib usulan jembatan yang bisa dilalui kendaraan roda empat, Suwirta menyebut baik Pemkab Klungkung maupun Gubernur Bali sudah berusaha mengusulkan ke pemerintah pusat. Namun sejauh ini jawaban pemerintah belum ada kepastian.
“kita berdoa saja agar bisa segera terwujud. Semoga terwujud karena ini koneksitas jika jembatan itu tidak ada, tidak maksimal berfungsi, kalau ke Lembongan harus naik sampan atau naik ojek,” pungkasnya.
Sebelumnya, menurut Kadis PU Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Made Jati Laksana, jembatan gantung tersebut rawan keropos karena setiap hari terkena air laut. Jati Laksana mengatakan, dalam kondisi seperti itu jembatan cinta yang menjadi salah satu ikon pariwisata Pulau Nusa Penida ini harus terus dipantau. (yan)