KUTA UTARA – Seorang seniman asal Rusia, Pokras Lampas, ‘membabat habis’ 9 permukaan rooftop sebuah villa di Canggu milik seorang pembisnis asal Ukraina bernama Alex Stefan. Sebuah karya seni kaligrafi ditorehkan di atas permukaannya, dengan luasan total 980 m2.
Kaligrafi yang digarap selama dua pekan (16 Februari – 6 Maret 2022) itu diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia. Menariknya lagi, karya bertajuk ‘Dunia Bersatu’ tersebut dibuat dalam lima bahasa, yakni Rusia, Ukraina, Inggris, Indonesia dan Tiongkok.
“Saya merasa kaligrafi adalah jalur untuk bisa menghubungkan orang-orang, meski berbeda kultur, budaya, agama, dan latar belakang, untuk menghormati satu sama lain,” sebutnya.
Bali, kata dia, adalah inspirasi dari penciptaan karya tersebut. Karena di Bali dia menemukan banyak orang dari berbagai negara yang hidup berdampingan secara harmonis dan saling menghormati.
“Proyek ini dimulai 7 Januari. Ketika itu saya bertemu dengan Alex dan mendiskusikan United World. Dan kami percaya bahwa ini adalah proyek yang bagus,” ucapnya.
Tidak dipungkirinya, meski sebenarnya sudah direncanakan dari jauh-jauh hari, karya bertemakan perdamaian itu dirasa sangat cocok untuk ditorehkan pada saat ini. Yakni di tengah situasi dunia yang sedang tidak menentu, terutama karena adanya ketegangan militer di antara Rusia dan Ukraina.
“Dimanapun kita berada, perlu diingat bahwa dunia ini satu, meskipun kita berasal dari negara dengan budaya yang berbeda-beda. Saya melukis “МИР ЕДИН” (Mir Yedin) yang berarti World United atau Dunia Bersatu dalam lima bahasa, agar semua orang yang melihatnya bisa membawa makna dari kata-kata ini ke dalam hati,” ucap Pakras Lompas dalam Bahasa Inggris, yang mengaku senang bisa melukis di atas atap properti Alex Villas. Apalagi diketahui, vila tersebut berada pada lokasi yang sangat strategis, sehingga bisa dilihat dari berbagai sisi.
Sementara itu, pemilik properti yakni Alex Stefan menyebut, Dunia Bersatu adalah sebuah karya bernafaskan toleransi, persahabatan, dan penghormatan kepada satu sama lain. Menurut dia, itu tentu sangat cocok dengan bangunan vila miliknya, yang memiliki arsitektur selaras dengan alam.
“Tentu akan sangat baik jika dengan karya ini, bangunan kami juga bisa selaras dengan manusia dari berbagai budaya,” ucap Alex.
Sambung Alex, sebagai pembisnis asal Ukraina, dirinya sesungguhnya tidak menginginkan terjadinya perang. Dia cenderung memilih perdamaian dunia, dan bersama-sama membangun masa depan.
“Kami tidak menginginkan perang. Kami ingin membangun masa depan bersama-sama. Kami mau perdamaian ini di seluruh dunia,” tegasnya.
Karya kaligrafi bertema perdamaian itupun mendapat apresiasi dari Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Yuana Rochma Astuti. Menurut dia, karya tersebut sangat sarat akan makna, apalagi di tengah situasi ketegangan dunia. Dia pun mengaku samgat bersyukur Bali telah dipilih sebagai tempat pembuatan karya tersebut, mengingat citra Bali sebagai tempat penuh kedamaian.
“Indonesia khususnya Bali tentu sangat mendukung upaya perdamaian yang saat ini sedang diusahakan berbagai pihak. Karena itu kami sangat mengapresiasi bentuk seni ini, sebagai perwujudan dari keinginan rakyat seluruh dunia akan perdamaian,” singkatnya.
Sekilas untuk diketahui pula, Pokras Lampas adalah seorang seniman yang dikenal dengan gayanya memadukan seni kaligrafi kuno dan graffiti. Keduanya dipadukan, dan melahirkan sebuah aliran baru bernama ‘kaligrafuturisme’.
Selama ini, Pokras kabarnya telah menorehkan karya pada gedung tertinggi Roma. Selain itu, juga pada kosmodrom Baikonur di tengah Rusia, serta gedung Red October di Moskow, Rusia. Bukan hanya itu, dia juga telah bekerja sama dengan brand ternama seperti Nike, Mercedes-Benz dan Lamborghini. (adi/jon)