KARANGASEM—Polres Karangasem bersama tim forensik RSUP Sanglah berhasil merampungkan otopsi jenazah I Kadek Sepi (13), bocah yang dilaporkan meninggal tidak wajar di kuburan Desa Adat Linggawana, Desa Kertha Mandala, Kecamatan Abang, Selasa 5 Oktober 2021.
Proses otopsi jenazah bocah kelas VI SD yang berlangsung selama dua jam mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Wakapolres Karangasem Kompol I Dewa Gede Anom Danujaya dan Kabag Ops Kompol I Ketut Suartika, serta Kasat Reskrim AKP Aris Setyanto terlihat seksama mengamati jalannya otopsi itu.
Dr. Dudut Rustyadi bersama tim dokter forensik RSUP Sanglah mulai melakukan otopsi sejak pukul 10.00 Wita dan berakhir sekitar pukul 12.00 Wita. Namun hasil otopsi belum bisa diumumkan ke publik karena masih dilakukan kajian dan analisis.
“Namanya otopsi, semua bagian tubuh korban kita lakukan tindakan. Hasil masih kita analisis. Dalam beberapa hari kedepan sudah bisa kita sampaikan ke Polres Karangasem untuk proses lebih lanjut,” ucap dokter Dudut ditemui usai pelaksanaan otopsi tersebut.
Ketatnya pelaksanaan otopsi, terlihat dari police line yang dipasang mengelilingi areal kuburan tempat Kadek Sepi di kebumikan. Tidak ada tangisan dari keluarga dalam pelaksanaan otopsi ditengah hujan gerimis itu. Sebelum kuburan dibongkar, kedua orang tua bocah yang tinggal di Banjar Babakan, Desa Purwakerti, yakni I Nengah Kicen dan Ni Nyoman Sutini membuat persembahan di pusara anaknya, didampingi kuasa hukumnya I Wayan Lanus Artawan SH.
Pihak pelapor, yakni I Ketut Eka Putra dan orang tuanya I Made Suardana juga telihat hadir dalam prosesi itu. Mereka ditemani kuasa hukum I Nyoman Suparmi.
Dipihak lain, Wakapolres Karangasem Kompol I Dewa Gede Anom Danujaya, mengatakan, otopsi jenazah Kadek Sepi dilakukan, karena ada laporan dari keluarga korban yang mencurigai yang bersangkutan meninggal dunia karena tidak wajar.
“Otopsi berjalan lancar, untuk langkah lebih lanjut kita masih menunggu hasil analis dan kajian dari tim forensik RSUP Sanglah terkait otopsi yang dilakukan itu,” ucap Dewa Anom didamping Kasat Reskrim AKP Aris Setyanto.
Usai otopsi, lanjut Kompol Dewa Anom, jenazah Kadek Sepi langsung dikremasi ke tempat krematorium Punduk Dawa, Dawan, Klungkung.
“Mobil ambulance sudah disiapkan dan proses kremasinya dilakukan langsung pihak keluarga di Punduk Dawa,” jelasnya.
Ditemui di lokasi pelaksanaan otopsi tersebut, Eka Putra sebagai pelapor dalam dugaan KDRT itu, meyakini bahwa sepupunya yang meninggal dunia pada Selasa 21 September 2021 karena tidak wajar. Keyakinanya itu karena saat korban dimandikan dia melihat leher korban mengalami luka lebam seperti patah dan dadanya membiru.
“Saya melapor bukan bermaksud apa-apa, tapi memastikan kematian sepupu saya meninggal dunia karena mencret atau karena ada yang menganiaya,” ucapnya.
Sementara itu, baik I Nengah Kicen dan istrinya I Nyoman Sutini mengatakan, anaknya meninggal dunia bukan karena KDRT, tapi karena tejatuh di lantai teras rumah saat bermain robot-robotan bersama adiknya.
“Anak saya memang menderita sesak napas. Saat bermain dia terjatuh dengan kepala belakang menyentuh lantai,” kata Kicen.
Sebelum kejadian itu anaknya sempat bermain layang-layang bersama adiknya. Pulang dari bermain layang-layang Kadek Sepi lantas bermain robot-robotan. Saat akan bangun sesaknya kumat kemudian dia terjatuh.
“Saat kejadian beberapa kerabat terdekat sempat memberi pertolongan. Anak saya sempat mencret dan muntah sehingga pakaiannya dilepas,” ucap Kicen sembari menambahkan, sebelum anaknya menghembuskan nafas terahir dia sempat mencari balian ke Kaangkaang, namun tiba dirumah dia mendapati anaknya sudah meninggal dunia. (wat)