KARANGASEM—Polres Karangasem bersama Desa Adat Linggawana, Desa Kertha Mandala, Kecamatan Abang, siap membongkar kuburan I Kadek Sepi (13), bocah yang meninggal tidak wajar.
Pembongkaran dijadwalkan, Selasa 5 Oktober 2021, sesuai kesepakatan. Langkah ini dilakukan untuk kepentingan otopsi.
Kepastian pembongkaran liang lahat tempat jenazah Kadek Sepi yang dikebumikan di Setra Adat Linggawana, dibenarakan Bendesa Adat Linggawana I Nyoman Anta, Senin 4 Oktober 2021.
“Ya sesuai kesepakatan pembokarannya akan dilakukan Selasa, kepastian jamnya saya tidak tahu karena semuanya ditentukan oleh pihak Polres Karangasem,” terang Kadek Anta.
Dia mengatakan, sebagai warga adminitratif kedinasan, Kadek Sepi dan orang tuanya merupakan warga Banjar Dinas Babakan, Desa Purwakerti, Abang. Namun secara adat mereka masuk sebagai krama Desa Adat Linggawana.
Kesepakatan pembongkaran liang lahat jenazah yang diduga korban kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), itu karena pihak keluarga menyanggupi untuk biaya kremasi jazad almarhum, sedangkan proses otopsinya ditanggung oleh Sat Reskrim Polres Karangasem selaku aparat penegak hukum yang menangani dugaan kasus itu.
“Pastinya jadwal pembongkaran kuburannya selasa, dan kami sebagai prajuru sifatnya hanya menunggu saja,” ucapnya.
Dikonfirmasi terpisat, Kasat Reskrim Polres Karangasem AKP Aris Setyanto belum mau berkomentar terkait rencana pembongkara kuburan jenazah bocah SD Klas IV itu. Dihubungi melalui kontak teleponnya terdengar nada sambung, tapi yang bersangkutan tidak menjawab.
Saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp, AKP Aris menjawab masih mengikuti rapat secara virtual.
Seperti diketahui, Kadek Sepi meninggal dunia di rumahnya usai bermain layang-layang bersama sang adik, Selasa 21 September 2021.
Awalnya dia dikira meninggal dunia karena sakit mencret (seperti pengakuan orang tuanya Kicen kepada warga), tapi saat dimandikan untuk dikebumikan (kubur) di Setra Desa Adat Linggawana, Kamis 23 September 2021 sekitar pukul 06.00 Wita, paman dan sepupu korban, yakni I Made Suardana (42) dan anaknya I Komang Eka Putra (20) melihat ada yang ganjil terhadap penyebab kematian bocah malang tersebut.
Selain melihat ada luka lebam biru pada bagian dada Kadek Sepi, Suardana dan dua saksi lainnya , juga melihat ada luka lecet, serta leher korban terlihat lemas seperti leher patah.
Melihat ada yang aneh pada kematian Kadek Sepi, Suardana menduga korban meninggal dunia akibat adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Curiga dengan kematian ponakannya itu, Suardana didimpingi dua orang saksi lainnya melaporkan temuannya itu ke Polsek Abang.(wat)