KLUNGKUNG- PLN ikut melakukan upaya memperkuat sektor agriculture seperti bidang pertanian, perikanan dan perkebunan, melalui program Electrifying Agriculture.
Electrifying agriculture merupakan salah satu bagian dari semangat transformasi PLN untuk meningkatkan pelayanan listrik yang lebih mudah, terjangkau, dan andal untuk berbagai kalangan masyarakat, khususnya di bidang pertanian, perikanan dan perkebunan.
PLN ingin memperkuat peran sektor pertanian dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Di masa pandemi Covid-19 bidang pertanian, peternakan dan perikanan yang mampu tetap bertahan.
Situasi itu sekaligus sebagai potensi pemasaran bagi PLN untuk kedepannya.
Eksekutif Vice President Retail Regional Jawa, Madura, Bali PT PLN (Persero), Feby Joko Priharto memberikan dukungan langsung saat penyalaan pelanggan tegangan rendah kepada tiga pelanggan PLN yakni usaha bambu di Desa Kusamba dan dua peternak ayam sistem kandang tertutup, yang dilaksanakan di Desa Kusamba, Jumat 24 September 2021.
“Program Electrifying Agriculture ini, merupakan upaya kita semua dalam hal ini PLN untuk mendukung ekonomi masyarakat. Khususnya untuk bidang agriculture, seperti pertanian, perikanan, dan perkebunan,” ujar Feby Joko Priharto.
Menurutnya dengan program itu, PLN memberikan kemudahan penyambungan listrik kepada pelaku usaha agriculture. Sehingga rangkaian bisnis usaha akan lebih efektif, efisien dan produktivitas meningkat. Karena energi listrik PLN pada umumnya lebih murah dari pada energi listrik yang dihasilkan dari genset.
“Kami harapkan dengan program ini, pelaku usaha agriculture semakin produktif, efesien dan tentunya sejahtera. Dengan sejahtera, tentu juga konsumsi listrik akan meningkat. Perlu disadari juga, jika listrik adalah energi masa depan. Karena kedepan semua perangkat akan membutuhkan listrik,” terang Feby Joko Priharto.
Salah seorang peternak ayam yang menerima program Electrifying Agriculture, Wayan Budiasa menyatakan dirinya saat ini mengembangkan peternakan ayam dengan sistem kandang tertutup (close house). Sebelumnya ia menggunakan sistem ternak konvensional, dan ternaknya sangat rentan mati akibat perubahan kondisi cuaca dan lainnya.
” Lalu ada tawaran untuk mencoba sistem kandang close house dengan program dari PLN,” ungkapnya.
Dengan sistem tersebut, kata Budiasa, tingkat kematian ternak ayamnya berkurang. Dengan memanfaatkan energi listrik dari PLN, panen bisa lebih cepat.
” Kalau dulu panen tiga bulan sekali, sekarang sebulan sudah panen,” ujarnya. (yan)