GIANYAR – Sejumlah desa di Kabupaten Gianyar menalangi gaji petugas pengangkut sampah. Sebab, dana Bagi Hasil Pajak (BHP) yang selama ini dipakai membayar honor petugas kebersihan belum cair.
Sempat tersiar kabar petugas kebersihan di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, mogok. Namun, hal itu dibantah Perbekel Medahan I Wayan Bhuana. “Tidak ada yang mogok di sini. Buktinya semua jalan seperti biasa karena saya sudah sampaikan secara tegas bahwa bukan mereka saja yang kena imbas, desa lain juga. Kami menyikapi kondisi ini dengan saling mulat sarira,” kata I Wayan Bhuana ketika ditemui di dikantornya, Jumat 11 Juni 2021.
Terkait dana operasional kebersihan, Bhuana mengiyakan ditalangi terlebih dahulu karena sampai bulan ini BHP belum diterima. “Jujur ya, operasional jalan karena kami talangi. Kami tidak mau (terhenti) meski kita ketahui masyarakat belum dikenakan iuran pungutan sampah. Harapannya saling memahami, terlambat sehari dan beberapa jam maklumi, sekarang kami sudah tutupi sehingga tidak ada yang terlambat,” tegasnya.
Ia menyebutkan ada enam orang pekerja kebersihan di Medahan. Setiap tahunnya, pihak desa menganggarkan Rp 260 juta untuk operasional truk sampah yang dananya bersumber dari BHP. “Tidak ada yang mogok biar gak mis (komunikasi). Siang ini semua sampah sudah tertangani dengan baik. Kami komitmen dengan staf dan tidak ada sampah sampai numpuk di pinggir jalan,”ujarnya.
Ke depan, lanjut Bhuana, pihaknya berencana membahas anggaran operasional truk sampah dengan desa adat agar ikut membantu menalangi sembari menunggu BHP turun.
Belum cairnya dana BHP juga diakui Perbekel Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Made Andika. Namun, dki wilayahnya tidak menganggarkan operasional truk sampah. “Kami di Desa Sayan tidak ada truk sampah dan saat ini kami fokus di bank sampah,” ucapnya.
Selama ini, sampah rumah tangga diangkut oleh banjar termasuk untuk biaya operasional. “Rencana tahun depan kami buat TPS3R sesuai blue print desa kami,” ungkap Andika. (jay)