KARANGASEM – Mungkin belum banyak yang tahu jika capung dan cueng (anak capung) bisa dioah menjadi makanan lezat. Bagi warga Dusun Mumbul, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, hewan kelompok serangga tersebut sering dimasak pepes untuk lauk maupun camilan metuakan (minum tuak).
Minggu, 7 Februari 2021, WARTA BALI mampir di warung Ni Wayan Putu Dariani (39) yang berada di pinggir sawah. Ia mengaku sejak empat tahun menjual pepes capung dan cueng. “Setiap hari bikin 50 sampai 60 pepes dan selalu habis karena memang menjadi makanan favorit di sini,”kata Dariani.
Bagi penggemar kuliner wajib mencoba karena capung dan cueng diisi bumbu genep hasil racikan tangan Dariani, kemudian dibalut daun pisang dan dimasak dengan cara dibakar menghasilkan cita rasa pepes yang enak dan gurih. Satu pepes dijualnya seharga Rp 2.000.
Bahan pokok selama ini dibeli dari warga setempat. 50 ekor capung seharga Rp 5.000 dan cueng Rp 20.000 per gelas isian 200 ml. “Kalau cueng jarang dijual karena hanya ada saat musim awal menanam padi, berbeda dengan capung yang selalu ada di segala musim,”ungkapnya.
Salah seorang warga, Komang Dana mengatakan hampir setiap hari membeli pepes cueng. “Rasanya enak dan gurih,” tuturnya. “Biasanya, cueng masih mentah diisi garam, terasi dan cabai bisa langsung dimakan saat minum tuak dan proteinnya lebih tinggi,” imbuhnya. (ami)