BANGLI – Petani ikan di Danau Batur kini was-was. Sebab, populasi ikan predator setan merah (red devil) begitu pesat sehingga mengancam produksi ikan nila yang dibudidayakan masyarakat setempat.
I Made Antara asal Desa Buahan, Kinatamani menceritakan, ikan red devil muncul sejak 10 tahun terakhir dan perkembangannya begitu pesat. Ia bersama petani lainnya khawatir karena ikan tersebut memiliki sifat kanibal serta ganas. Tak hanya memakan ikan di perairan bebas, ikan warna merah itu juga bisa masuk keramba jaring apung (KJA). “Sejak lima tahun terakhir ini populasinya sangat pesat. Ini jadi ancaman serius bagi kami,”katanya, Rabu (13/1/2021).
Sejauh ini, petani sudah berupaya mengatasi ikan red devil tersebut dengan cara merelakan KJA kosong satu kotak sebagai jebakan. “Sebenarnya banyak yang sudah ditangkap, tapi populasinya nambah terus,”ungkapnya.
Petani setempat beraharap pemerintah turun tangan mengatasi permasalahan tersebut. Misalnya, dengan menebar ikan predator bagi red devil. “Saya berharap agar secepatnya ditanggulangi agar produksi ikan tidak menurun,”harap I Made Antara.
Terpisah, Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli I Wayan Sarma sudah menyebutkan, keberadaan ikan red devil di Danau Batur dalam satu dekade terakhir ini berkembang pesat sehingga mengancam keberadaan ikan endemis karena memiliki sifat predator, invasif, serta teritorialis. “Ikan ini termasuk golongan hama dalam lingkungan perikanan budidaya, sehingga perlu tindakan untuk menanggulangi keberadaan ikan red devil di Danau Batur,”tandasnya. (dus)