Merdi Sihombing
JAKARTA – Merdi Sihombing gelar bincang santai bersama media di Jakarta, Surabaya dan Bali seputar topik Laku Hidup Lestari (Sustainable Lifestyle), Gerakan penanganan sampah laut dan keterlibatannya dalam pembuatan masker untuk Indonesia bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Koperasi dan UKM.
Dalam jumpa pers yang dilakukan secara daring, Jumat (06/11/2020), Merdi Sihombing menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya masih bisa berkiprah dan bersumbangsih untuk Indonesia di tengah masa pandemi yang sangat berpengaruh bagi perekonomian Indonesia.
“Masa pandemi ini membuat langkah kita semua memang melambat. Namun demikian dukungan dari Pegadaian membuat kami masih dapat melakukan community development dengan para penenun di Pulau Alor. Saya juga sangat bersyukur bisa menjadi salah satu agregator yang diberi kesempatan oleh Kemenkes dan Kemenkop dan UKM untuk membuat masker bagi masyarakat Indonesia,” kata Merdi yang juga founder dari Eco Fashion Indonesia.
Ia juga menuturkan masker kini ibaratnya “wajah kedua” karena kemana pun kita pergi selalu membawa masker. Dari sisi kesehatan, masker penting untuk protokol kesehatan selain cuci tangan dan jaga jarak. Dari sisi fashion, kinilah saatnya memanfaatkan wastra Indonesia sebagai bahan masker. Yang penting masker itu nyaman dipakai dan perawatannya mudah, tutur Merdi.
Pembuatan masker dengan total 27 juta tersebut, dipesan oleh Kementerian Kesehatan dan dikoordinasikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dengan melibatkan 9 agregator, termasuk PT Eco Fesyen Indonesia yang digawangi oleh Merdi Sihombing.
“Kami melibatkan 20 orang tunadaksa di DI Yogyakarta yang sebagian besar adalah para atlet Paralympic. Secara total dihasilkan 1.279.905 buah masker yang melibatkan para pengrajin batik dan tenun di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Saya juga merasa senang dan bersyukur karena bisa turut membantu roda perekonomian UKM dan kaum difabel kembali bergerak, bahkan mendapatkan apresiasi dari Bapak Teten Masduki dalam jumpa pers beberapa waktu lalu,” ujar Merdi.
Dedikasi Merdi Sihombing untuk melestarikan lingkungan, juga membuatnya diajak menggarap Gerakan menanggulangi sampah laut (marine debris), yang dilakukan oleh UNDP, Kemenko Maritim, Kemenkop & UKM serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Sebagai negara kelautan dan kepulauan, masyarakat Indonesia harus mulai berbuat sesuatu untuk mengatasi sampah di laut. Kami akan membuat tas belanja dari bahan karung bekas kopi dan cokelat yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat. Gerakan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bahwa kita harus peduli terhadap limbah plastik,” ungkap Merdi.
Ia juga mengumumkan sebuah acara bertajuk Forum Bincang Laku Hidup Lestari yang akan berlangsung pada 21-22 November 2020 mendatang. Kegiatan yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini akan menggelar berbagai cara seperti diskusi, pameran dan pemutaran film.
“FBLHL yang diselengarakan oleh Yayasan Merdi Sihombing dan Yayasan Losari akan menampilkan pembicara yang sangat dekat dengan Laku Hidup Lestari, seperti masyarakat kasepuhan Ciptagelar, masyarakat Bali Aga yang memproduksi Tenun Gringsing. Tenun Gringsing ini adalah tenun double ikat, yang hanya terdapat di 3 tempat di dunia, salah satunya di Bali, Indonesia. Juga ada Batik Losari dan anyaman purun dari lahan gambut. Event ini akan diselenggarakan di Bali Purnati, Ubud,” ujar Merdi. (pur)