DenpasarEkonomi

Gubernur Gali Pendapatan Sektor Lain Lebih Menjanjikan, Selain PKB dan BBNKB

Gubernur Koster saat menghadiri rapat paripurna DPRD Bali

DENPASAR -Gubernur Bali Wayan Koster sangat setuju apa yang menjadi pendapat semua fraksi di DPRD Bali seperti yang dituangkan dalam pemandangan umum fraksi dalam sidang paripurna DPRD Bali. Kedepan Bali tidak bisa lagi mengandalkan pendapatan asli daerah (PAD) dari Pajak kendaraan bermotor(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Kalau kedua pendapatan ini terus dijadilan andalan PAD Bali, itu sama artinya Bali mendorong masyarakat untuk terus membeli kendaraan baru yang akan menambah macet serta merusak polusi di Bali.

“Pendapatan dari PKB dan BBNKB gak bisa didorong, kalau didorong terus sama artinya kita dorong orang beli mobil dan kendaraan. Bikin macet dan bikin polusi dan kualitas udara semakin menurun, “ujar Wayan Koster pada sidang paripurna di DPRD Bali, Senin(13/7/2020).

Menurutnya menggali sumber-sumber pendapatan baru di Bali dinilai sudah lama terlambat untuk membangun sumber pendapatan lain selain PKB dan BBNKB. Namun demikian pihaknya terus berupaya menggali sumber PAD lain karena ada potensi yang akan dijalankan menunggu setelah pandemi Covid-19.

BACA JUGA:  Hari Berkabung Nasional Wafatnya Wapres ke-9, Masyarakat Bali Diimbau Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Gubernur Koster mengatakan yang bisa digaral pertama adalah kontribusi pariwisata budaya di Bali. Hal ini diterapkan dengan mempergunakan aplikasi land Bali dan mengenakan kontribusi secara sukarela ketika setiap wisatawan manca negara datang ke Bali.
Peluang kedua, perlu memikirkan sumber pendapatan lain di Bali yang bisa diklola di kontrol secara langsung yakni sumber pendapatan eksport. Selama ini eksport produk dari berbagai daerah di Indonesia banyak melalui Bali. “Produk-produknya yang dieksport masuk lewat Bali bisa dijadikan sumber pendapatan asal Bali. Kita akan terapkan kebijakan semua produk tersebut sebagai branding Bali sehingga Bali bisa menarik pendapatan dari sana,” ujarnya.

Menurut Gubernur Koster selama ini, banyak orang asing berusaha di Bali yang selama ini lepas dari pengawasan. Mereka melakukan aktivitas secara diam-diam dan tercatat 20 ribu lebih. Kedatangannya ke Bali mempergunakan Visa berwisata tetapi saat diBali mereka berusaha.” Regulasi sudah dipikirkan dan kalau ini riil dan bisa diklola dengan baik,”ujarnya meyakinkan..

BACA JUGA:  Pj Gubernur Mahendra Jaya Launching Smart Dashboard Terintegrasi ‘PIL SAKTI’

Peluang pendapatan lainnya adalah portal satu pintu dalam transaksi degital. Gubernur Koster menjelaskan selama ini Bali dikenal dunia dan banyak wisatawan karena kekayaan alam dan keramah tamahan masyarakatnya. Germerlap dan mewahnya dinikamti orang lain dan Bali berapa dapat manfaatnya meliankan banyak yang hilang dan dan hilangnya terlalu tinggi yakni usaha tenaga kerja dan ekonomi. Di zaman teknologi yang serba canggih, promosi pariwisata secara degital Bali sudah banyak kehilangan pendapatan. Dicontohkan promosi degital dilakukan dari luar Balu sementara yang dijual keindahan pulau Bali tetapi Bali tidak dapat apa-apa. “Yang pasti dia menyentuh ekonomi Bali. Ini harus dicermati dan riil, ” pintanya.

Gubernur berharap dalam waktu dekat ini ada Perda Standar Penyelenggaraan Pariwisata di Bali. “Buatkan fortal satu pintu maka potensi yang ada di Bali harus yang menikmati orang-orang Bali. Masyarakat Bali jangan hanya menjadi pekerja saja. Kita sibuk merawat alam melaksanakan kegiatan upacara pujawali banten kita bayarin dan keindanhan yang ada orang luar menikmatinya,”pungkasnya. (arn)

.

Back to top button