DENPASAR – Apa yang menjadi kendala dan halangan yang dirasakan olahraga (cabor) lolos PON akhirnya terungkap. Klasik dan sederhana dengan muara sama lantaran latihan masih di masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Keluhan atlet PON tak lain sudah mulai mencapai titik puncak kejenuhan karena hanya melakukan latihan mandiri di rumah masing-masing.
“Memang dominasi dari 18 cabor di rapat koordinasi (rakor) hari pertama itu mengutarakan kendala dan halangannya para atlet PON Bali sudah jenuh dengan latihan mandiri dan ingin latihan seperti biasa di tempat latihan. Memang itu alasan klasik namun nyatanya seperti itu,” kata Binpres KONI Bali Nyoman Yamadhiputra usai rakor hari pertama di KONI Bali ketika dihubungi Kamis (25/6/2020).
Selain kejenuhan dengan latihan mandiri itu ditambahkannya juga para atlet membutuhkan even atau kejuaraan yang memang tahun ini ditiadakan, sehingga akan sulit untuk mengukur perkembangan kualitasnya atau prestasinya. “Ya kami berikan solusi kalau untuk jenuh latihan mandiri maka atlet boleh melakukan latihan yang sifatnya tidak ada sentuhan fisik dan paling penting menerapkan protokol kesehatan yang disampaikan Kemenpora atau KONI dan pemerintah. Kalau memang mereka bisa melakukan itu ya silahkan saja,” sebut Yamadhiputra.
Pria yang juga Ketua Umum Pengprov FOPI Bali tersebut soal rakor dengan pelatih cabor PON Bali itu bertujuan untuk melakukan sinergi dan koordinasi antara pelatih tersebut dengan KONI Bali dalam sisi program latihan. “Jadi untuk program latihan KONI Bali dan pelatih bersinergi sekaligus untuk mencari metode latihan yang tepat secara bersama-sama di tengah masa pandemi Covid-19 itu. Karena mau tidak mau semua itu harus tetap dilakukan dengan tujuan untuk prestasi puncak dalam menghadapi PON XX/2021 di Papua mendatang. (ari)