BULELENG – Upaya penguatan produksi pertanian untuk ketahanan pangan terus dilakukan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng. Selain pembinaan dan pemenuhan sarana prasarana yang dibutuhkan, Distan juga menggandeng Perusahaan Daerah (PD) Swatantra Buleleng. Pelibatan PD Swatantra dalam pembelian hasil produksi petani, tidak hanya diharapkan dapat menjaga stabilitas harga tapi juga memacu semangat petani untuk produktif dan mempertahankan produk lokal seperti beras merah asal Desa Munduk.
“Lahan produksi beras merah yang semula 75 hektar, saat ini hanya bisa produktif 35 hektar. Selain Pandemi Covid-19, penurunan ini diakibatkan juga karena sulitnya menjual hasil panen,” tandas Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Buleleng, I Made Sumiarta, Minggu (14/6/2020) usai memantau Denplot Obor Pangan Lestari (OPAL).
Namun dari pertemuan para petani dan kelian subak di Desa Munduk Kecamatan Banjar dengan Dirut PD Swatantra Kabupaten Buleleng, kata mantan Kabagumum Setda Buleleng ini, persoalan yang dihadapi petani mulai mendapat solusi. “Pada pertemun awal, sudah terbangun kesepakatan bersama PD Swatantra dengan para petani, terkait mekanisme dalam penyerapan dan pembelian hasil panen beras merah yang ada di Desa Munduk. Nantinya, produk unggulan Beras Merah Desa Munduk akan diserap dengan prinsip 3K yakni, kepastian pasar, kepastian harga dan kepastian pembayaran,” tandasnya.
Sejauh ini, PD Swatantra menyatakan sudah sangat siap untuk menyerap hasil produksoi Beras Merah dari para petani di Desa Munduk. “Kapanpun panen tiba dapat langsung diambil oleh perusahaan daerah tersebut,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan Direktur PD Swatantra, I Gede Bobi Suryanto. Mengapresiasi antusias petani Desa Munduk dalam meningkatkan produksi Beras Merah, Dirut Permumda Buleleng menyatakan komitmen untuk menjamin penyerapan hasil panen Beras Merah Munduk dengan harga terendah Rp 21.000,- /Kg nya. “Tiang berharap beras merah di munduk ini terus dikembangkan, sehingga bisa betul-betul menjadi ikon beras merah dengan kualitas terbaik yang ada di Bali,” tandasnya.
Bobi bahkan meminta kepada para petani Beras Merah di Desa Munduk agar tidak khawatir, hasil produksi Beras Merahnya tidak ada yang beli. “Selain untuk menjamin penyerapan hasil produksi petani, hal ini juga dilakukan agar tidak ada permainan harga yang terjadi saat panen. Jika petani ingin menjual keluar sangat diperkenankan, yang penting tidak merugi,” pungkasnya. (kar)