BULELENG – Diduga lantaran dipicu konten Tiktok, dua kelompok pemuda dari Desa Petandakan dan Kelurahan Banyuning Kecamatan Buleleng terlibat bentrok. Tidak ada korban jiwa pada insiden yang terjadi bertepatan dengan peringatan Hari Suci Galungan, Rabu, 25 September 2024 sekitar pukul 18.00 Wita tersebut.
“Ia benar, terjadi insiden perkelahian antar kelompok pemuda dari Desa Petandakan dan Kelurahan Banyuning, tidak ada korban jiwa dan saat ini masih dalam penanganan Unit Reskrim Polsek Kota Singaraja,” tandas Kapolsek Kota Singaraja Kompol I Made Agus Dwi Wirawan usai memfasilitasi upaya mediasi Lurah Banyuning dan Perbekel Desa Petandakan di Mapolsek Kota Singaraja, Kamis (27/9/2024).
Mantan Kapolsek Sukasada ini memaparkan, insiden perkelahian antar kelompok pemuda ini terjadi berawal dari kesalahpahaman konten Tiktok antara Kadek IS dengan Krisna alias De Wer.
“Dari koment yang mengakibatkan kesalahpahaman ini, keduanya kemudian saling tantang, bertemu di Pantai Penarukan. Sempat terjadi perkelahian namun sudah bisa dilerai dan diselesaikan secara damai,” jelasnya.
Adanya informasi perkelahian antara Kadek IS dan De War yang simpang siur, ditambah dengan isu penggunaan senjata ‘air sofgun’ membuat kelompok pemuda dari Desa Petandakan dan Kelurahan Banyuning menjadi memanas sehingga terjadi bentrok susulan pada 3 tempat kejadian perkara (TKP) yang berujung saling lapor.
Dari laporan yang diterima, kata Kapolsek Dwi Wirawan, korban Made Sumerta Jaya (29) asal Desa Petandakan, mengalami luka lebam pada bagian wajah melaporkan Kadek Putra Yasa (44), Putu Agus Semadi alias Blekok (34) dan KS (15) asal Banyuning.
“Sementara Kadek Putra Yasa melaporkan VA dan Dodik asal Desa Petandakan melakukan penganiayaan sehingga mengakibatkan korban mengalami luka robek pada pelipis kiri. Dan laporan ke 3, VA (17) asal Petandakan yang mengalami luka lebam pada bagian leher melaporkan penganiataan yang diduga dilakukan KS (15), GAA alias Lolit(19) dan OP (16) asal Banyuning,” urainya.
Terhadap ketiga laporan tersebut, selain melengkapi bukti juga telah dilakukan pemerikasaan terhadap 12 orang saksi.
Kapolsek Dwi Wirawan menambahkan, difasilitasi Lurah Banyuning Nyoman Mulyawan dan Joni Arianto selaku Perbekel Desa Petandakan, telah dilakukan upaya mediasi terhadap insiden yang terjadi.
“Selain kesepakatan untuk damai, baik Perbekel Desa Petandakan maupun Lurah Banyuning juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Buleleng atas insiden yang terjadi akibat kesalahpahaman tersebut,” tandasnya.
Meski mengapresiasi mediasi yang dilakukan Perbekel Desa Petandakan dan Lurah Banyuning, Kapolsek Dwi Wirawan menyatakan proses hukum tetap dilanjutkan.
“Kami mengampresiasi upaya mediasi yang telah dilakukan, tapi proses hukum tetap dilanjutkan secara profesional dan proporsional, hari ini kita periksa 12 saksi tambahan,” pungkasnya. (kar/jon)
