GIANYAR – Penjabat (Pj) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, menekankan peran vital Majelis Desa Adat (MDA) sebagai penghubung antara Pemerintah Daerah dan desa adat di Bali.
Menurutnya, MDA memainkan peran kunci dalam pelestarian adat, budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal yang telah mengakar di Pulau Dewata.
“Paruman ini bukan sekadar pemilihan pemimpin, tetapi momen refleksi dan penguatan komitmen bersama menjaga peran desa adat sebagai penjaga warisan budaya. Apresiasi setinggi-tingginya untuk majelis dan prajuru desa adat yang berperan aktif. Ini adalah bukti nyata bahwa kita semua punya komitmen kuat untuk itu,” ujar Pj Gubernur dalam acara Paruman Agung II dan Pengukuhan Bendesa Agung MDA Provinsi Bali untuk periode 2024-2029. Acara ini berlangsung di Wantilan Jaba Pura Samuan Tiga, Desa Adat Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Senin (5/8/2024).
Mahendra Jaya menjelaskan bahwa Paruman Agung adalah lembaga pengambilan keputusan tertinggi dari seluruh desa adat di Bali, yang dilaksanakan dengan semangat Ngrombo untuk menghasilkan keputusan strategis.
“Saya sadari tugas MDA tidak ringan, namun dengan pengalaman dan semangat kerja sama kita dapat membawa lembaga ini ke arah yang lebih baik. Kolaborasi antara Pemda dan krama desa untuk menghadapi tantangan globalisasi, dengan kekuatan adat dan budaya kita siap hadapi dengan bijaksana,” tegasnya.
“Pemda siap mendukung dan memastikan adat istiadat budaya Bali tetap lestari dan menjadi pilar penting pembangunan. Mari bersama membantu pemerintah dalam mencegah stunting, kemiskinan ekstrem, serta membangun Ekonomi Kerthi Bali,” tambahnya.
Dalam pernyataan spesifiknya, Mahendra Jaya mengajak seluruh anggota majelis, prajuru, dan krama untuk mendukung program pemerintah dalam mengatasi kemiskinan ekstrem dan stunting.
“Kita semua prihatin, Bali yang jadi destinasi pariwisata, tempat orang healing, bersenang-senang, namun nyatanya masih ada saudara kita yang berkekurangan bahkan miskin ekstrem,” ungkapnya.
“Terlebih kita orang Bali, yang saya yakin DNA-nya tidak suka melihat ketidakadilan. Mohon bantuannya untuk menuntaskan ini, jangan ada kemiskinan ekstrem dan anak stunting di Bali,” tambahnya.
Ketua MDA atau Bendesa Agung Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, yang terpilih kembali untuk kedua kalinya, menyambut baik ajakan Pj Gubernur. Dia berjanji akan bersama-sama mendukung program pemerintah daerah.
“Kita bersama bersatu, saya pastikan seluruh majelis dan prajuru akan kembali bersama Ngrombo. Kita dukung penuh program Pak Pj Gubernur agar Bali tambah sejahtera dan maju. Kita dukung siapapun pemimpin kita. Karena sudah sepatutnya saling kerja sama dan saling mendukung dengan pemerintah dan negara, karena kita bagian NKRI,” katanya.
Pada pembukaan paruman, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, membuka Paruman Agung II Desa Adat Se-Bali Tahun 2024 dengan pemukulan gong. Dewa Indra berharap paruman berjalan tertib, damai, saling menghormati, dan menerima perbedaan pendapat untuk mencapai kesatuan dan persatuan.
“Saya bangga, kagum, dan terharu terhadap keberadaan Desa Adat di Bali yang sudah hidup sejak 1000 tahun lebih dan tetap eksis sampai sekarang. Peran, fungsi, dan tugas Desa Adat dalam pembangunan budaya dan peradaban Bali sungguh sangat luar biasa dan berkembang secara berkelanjutan,” katanya.
Eksistensi Desa Adat, menurut Sekda, harus dirawat dan diedukasi kepada generasi mendatang melalui regulasi yang relevan.
Pengukuhan Bendesa Agung Terpilih dilakukan langsung oleh Pj. Gubernur Bali melalui pembacaan surat keputusan dan penyerahan hasil Paruman Agung II MDA Bali oleh Ketua Panitia kepada Bendesa Agung Terpilih, disaksikan oleh Pj. Gubernur Mahendra Jaya serta peserta lainnya.
Selain Sukahet sebagai Bendesa Agung, I Dewa Nyoman Rai Asmara Putra juga dikukuhkan sebagai Penyarikan MDA Bali, dan I Gusti Putu Anindya Putra sebagai Petajuh MDA Bali.(arn/jon)