DENPASAR – Koalisi Bali Emisi Nol Bersih, WRI Indonesia, Dinas Pariwisata serta Dinas Energi dan Tenaga Kerja Provinsi Bali menggelar acara Sosialisasi dan Pameran Desain Net Zero Energy Building (NZEB) atau yang dapat disebut dengan Bangunan Impas Energi, Kamis (20/6/2024).
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan bangunan impas energi di Bali, serta mendorong partisipasi masyarakat dan pelaku industri dalam pembangunan berkelanjutan. Inisiatif ini turut mendukung upaya Bali dan segenap mitra pembangunan dalam mencapai target ambisius Bali Emisi Nol Bersih di tahun 2045.
Bali sedang melangkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dengan mengadopsi konsep Bangunan Impas Energi. Bangunan Impas Energi sendiri adalah konsep bangunan yang dirancang untuk menghasilkan energi sebanyak yang mereka konsumsi, terutama melalui sumber energi terbarukan seperti matahari dan angin. Meski konsep ini masih baru bagi banyak orang, bangunan impas energi memiliki banyak kesamaan dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali yang telah lama ada, seperti harmoni dengan alam dan efisiensi energi. Prinsip-prinsip bangunan impas energi meliputi penggunaan energi terbarukan, efisiensi energi, material ramah lingkungan, dan manajemen limbah.
Penelitian yang didukung oleh WRI Indonesia serta PT Bintang Terbarukan Indonesia, menunjukkan bahwa banyak prinsip arsitektur tradisional Bali sudah mendukung konsep bangunan impas energi. Hasil dari studi juga menunjukkan bahwa penerapan teknologi modern harus diselaraskan dengan kearifan lokal untuk menciptakan bangunan yang benar-benar berkelanjutan. Prinsip-prinsip ini tidak hanya relevan untuk bangunan hunian tetapi juga untuk akomodasi wisata, di mana efisiensi energi dan kenyamanan termal menjadi faktor penting.
Pemerintah Provinsi Bali pada tahun 2022 menyusun Pedoman Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau sebagai bagian dari implementasi Bali Energi Bersih, sesuai dengan Peraturan Gubernur 45/2019. Pedoman ini memberikan arahan tentang aspek teknis penerapan bangunan gedung hijau, termasuk persyaratan teknis, pemenuhan persyaratan, dan alat bantu implementasi. Namun, pedoman teknis ini belum sepenuhnya mengintegrasikan kearifan lokal dan arsitektur tradisional Bali. Analisis kebijakan dari Kementerian PUPR, Dinas PU dan Penataan Ruang Provinsi Bali, serta Bappeda Provinsi Bali menunjukkan pentingnya harmonisasi kebijakan dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional untuk mendukung kenyamanan dan penghematan energi. Contoh im lementasi bangunan impas energi dapat dilihat pada bangunan-bangunan tradisional di desa-desa seperti Penglipuran yang telah menggunakan material lokal dan desain yang efisien energi.
“Koalisi Bali Emisi Nol Bersih tentunya jadi satu platform yang baik untuk bisa mengimplementasikan secara masif, bermula dari desa wisata yang nantinya akan jadi benchmarking untuk desa wisata lainnya hingga desa adat di seluruh Bali,” ujar Ida Bagus Setiawan, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali.
WRI Indonesia bersama dengan para mitra Koalisi Bali Emisi Nol Bersih (PT Bintang Terbarukan Indonesia, Universitas Warmadewa, Universitas Udayana serta Popo Danes Arsitek) telah mengembangkan Katalog Desain Bangunan Impas Energi melalui lima tahap yaitu analisis kriteria, sayembara desain, pengembangan katalog, peningkatan kapasitas, dan sertifikasi desa wisata hijau.
Sayembara desain ARZEN 2024 terdiri dari empat kategori: lanskap tradisional, rumah urban, akomodasi pariwisata, dan imajinatif. Lima karya terbaik telah dimasukkan dalam katalog yang dipublikasikan pada acara hari ini. “Penerapan konsep NZEB bukan hanya penting untuk mengurangi jejak karbon, tetapi juga untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi generasi mendatang di Bali. Melalui sosialisasi dan pameran ini, kami berharap dapat menginspirasi banyak pihak untuk turut serta dalam gerakan ini.” ujar I Gusti Ngurah Agung Putradhyana, S.T, Ketua Kegiatan Sayembara Desain.
“Kerja sama Pemerintah Provinsi Bali dengan Mitra Pembangunan ini merupakan contoh yang sangat baik dalam mendorong penerapan upaya penurunan emisi serta melakukan upaya transisi energi secara berkelanjutan. Selain itu, inisiatif ini akan mendukung pencapaian target Bali emisi nol bersih (Bali NZE) pada tahun 2045.” ujar Tjokorda Nirarta Samadhi, Direktur WRI Indonesia.
Sementara Tjokorda Bagus Pemayun, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, media memiliki peran besar dan penting dalam menggerakkan dan mengedukasi masyarakat tentang konsep Net Zero Energy Building atau Bangunan Impas Energi. Dengan peran ini, konsep tersebut tidak lagi asing dan dikenal sebagai elemen penting dalam upaya Bali menuju emisi nol bersih.
Kegiatan ini bertujuan mencari desain inovatif serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya bangunan impas energi dan keberlanjutan lingkungan. Kolaborasi teknologi modern dan kearifan lokal yang didukung oleh kerjasama Pemerintah Provinsi Bali dengan mitra pembangunan menjadi perwujudan upaya penurunan emisi di Bali serta pembangunan berkelanjutan yang dilandasi pemahaman budaya sebagai dasar.
Sementara, Florida Pardosi, Direktur Tata Kelola Destinasi mengatakan, sebagai salah satu daerah yang memiliki kesadaran tinggi terhadap isu lingkungan, Kemenparekraf memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Bali bersama Koalisi Bali Emisi Nol Bersih terutama WRI dan BTI.
“Äcara hari ini diharapkan juga mampu menginspirasi lebih banyak pihak untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan guna mendorong pengurangan emisi global, khususnya dalam sektor pariwisata. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa pariwisata tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekologi dan warisan budaya untuk generasi mendatang,”jelasnya. (dha)