KUTA – Desa Adat Tanjung Benoa konsisten memberikan perhatian kepada krama menjelang perayaan Galungan. Bahkan seiring geliat pariwisata pasca pandemi Covid-19, perhatian yang diberikan pun ikut meningkat.
Seperti yang terlaksana pada Senin (31/7/2023), sesaat setelah paruman di masing-masing banjar adat, dilakukan pembagian 2 ekor daging ayam merah kepada setiap krama gegem. Selain itu, juga ditambahkan uang bumbu senilai Rp 100 ribu.
“Uang bumbu dahulu Rp 50 ribu, sekarang naik jadi Rp 100 ribu. Astungkara, berkat kebesaran Ida Sang Hyang Widhi Wasa, pariwisata kini semakin menggeliat,” sebut Bendesa Adat Tanjung Benoa, Made ‘Yonda’ Wijaya menuturkan daging ayam dan uang bumbu yang diberikan kepada total 818 krama gegem tersebut.
Di samping itu, krama yang hadir dalam gelaran Parum Agung nanti juga akan diberikan semacam uang kehadiran. Jika sebelumnya senilai Rp 100 ribu, nantinya akan diberikan Rp 150 ribu.
Lebih lanjut disampaikannya pula, sesuai programnya di desa adat, pemberian daging bukan hanya dilaksanakan kaitan dengan perayaan Galungan. Melainkan juga berkenaan dengan perayaan Nyepi.
“Ini semua sudah menjadi program kita di Baga Pawongan pada setiap tahun. Tentunya ini dilakukan atas dukungan LPD dan BUPDA Tanjung Benoa,” sambung pria yang juga Anggota DPRD Badung Dapil Kuta Selatan tersebut.
Pelaksanaan program perhatian kepada krama tersebut diharapkan dapat terus meningkat di setiap kali pelaksanaannya. Termasuk ketika nanti dirinya sudah tidak menjadi Bendesa Adat Tanjung Benoa lagi.
“Mudah-mudahan siapapun nanti yang meneruskan, saya minta program ini kalau bisa dilanjutkan, dipertahankan, dan ditingkatkan,” pungkasnya. (adi/jon)