DENPASAR – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim melantik Prof. Dr. Wayan “Kun” Adnyana sebagai Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar periode 2021-2025 di Plaza Insan Prestasi, Gedung Ki Hadjar Dewantara Kementerian dan Kebudayaan RI, Jakarta, Senin 22 Maret 2021.
Mendikbud Nadiem berharap Rektor yang baru dilantik segera bekerja untuk mewujudkan perguruan tinggi yang unggul dengan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, termasuk meningkatkan sumber daya manusia dan daya saing global.
Dihubungi usai pelantikan, Prof. “Kun” Adnyana menyatakan kesanggupan dalam menjawab harapan Mendikbud. “Visi Mas Menteri, sebagaimana diproyeksikan sebagai renstra Kemendikbud dan termanifestasi dalam perjanjian kinerja dengan Rektor telah tegas menandaskan indikator kinerja utama yang mesti dijawab oleh Rektor bersama seluruh pemangku kepentingan ISI Denpasar, yakni soal daya saing perguruan tinggi. Orientasinya, selain tentang akses, mutu, dan relevansi, yang terpenting adalah peningkatan daya saing global. Kami menegakkan visi ISI Denpasar ke depan sebagai pusat unggulan yang sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali, yakni dalam dimensi budaya sebagai Bali Padma Bhuwana (Bali sebagai Pusat Peradaban Dunia) dengan branding Global-Bali Arts and Creativity Hub (G-BACH),” kata mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini.
Ia menjelaskan, ISI Denpasar yang merupakan perguruan tinggi seni satu-satunya di Bali, bahkan di Indonesia tengah, memiliki peran penting dan strategis. “Selain mengimplementasikan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka untuk mencapai pembelajar yang mandiri, kritis, dan kreatif, juga secara efektif akan dilakukan upaya sistematis dalam mewujudkan lembaga pendidikan tinggi kreatif berdaya saing global. Posisi Bali sebagai lokus sangat menguntungkan dan berkah. Bali telah memiliki ekosistem kreatif dan sejarah kehidupan seni yang panjang, juga telah menjadi ruang campuan kompetisi global seni budaya. Bali juga sebuah brand yang dikagumi dunia,sehingga upaya menjadikan ISI Denpasar sebagai Hub Internasional dalam dialog, sinergi, dan kolaborasi seni budaya tingkat dunia optimis dapat terwujud,” jelasnya.
Terkait mutu pendidikan, Guru Besar Sejarah Seni ini akan menggandeng seluas-luasnya maestro seni dan kalangan profesional, termasuk profesor internasional sebagai dosen tamu berkolaborasi dengan dosen ISI Denpasar di semua program studi. “Termasuk mengarusutamakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka sebagai arena riset/cipta karya seni melalui projek independen, pengajaran di satuan pendidikan terpencil,kerjasama strategis dunia usaha/industri, dan pengabdian masyarakat tematik. Upaya daya saing dirancang dengan jejaring lembaga pendidikan tinggi dan medan seni/kreatif dunia (arts and creative world),” ungkapnya.
Sementara, Rektor ISI Denpasar periode 2017-2021, Prof. Dr. Gede Arya Sugiartha berkeyakinan “Kun” Adnyana dapat membawa ISI Denpasar kedepan dalam persaingan global, termasuk meningkatkan prestasi yang sudah tercapai selama ini. “Melihat kinerja dalam memimpin Dinas Kebudayaan Provinsi Bali selama hampir dua tahun yang penuh dengan kreativitas penyelenggaraan program dan kegiatan seni budaya walau pada situasi pandemi, saya yakin Prof. “Kun” juga akan berhasil memimpin kampus kebanggaan Krama Bali ini. Kepercayaan civitas akademika yang tinggi termasuk jaringan yang sangat luas menjadi modal dalam melanjutkan estapet kepemimpinan ISI Denpasar untuk terus maju, termasuk mewujudkan visi Kemendikbud dalam kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka,” kata Rektor ISI dua periode ini yang ikut menghadiri pelantikan.
Anggota Dewan Penyantun ISI Denpasar Tjokorda Gde Putra Sukawati menyampaikan selamat atas pelantikan Prof. “Kun” sebagai Rektor. Menurutnya, ini momentum bersejarah seorang pemimpin muda terpilih dengan hampir aklamasi dan tentunya memiliki fondasi dukungan yang sangat besar dalam mewujudkan kemajuan ISI Denpasar ke depan. “Visi yang disampaikan yakni menjadikan lembaga seni budaya sebagai global hub bidang kreativitas, kami bersama seluruh Dewan Penyantun pasti akan mendukung, dan membangun sinergi yang produktif.Bagaimana pun, kalau ISI Denpasar maju, seni budaya Bali juga maju, dandiplomasi seni budaya Bangsa Indonesia otomatis terwadahi,” jelasnya.(sur)