DENPASAR – Nama STIKOM Bali ternyata sering dicatut oleh pihak tidak bertanggungjawab. Belum lama ini, ada keluhan masuk ke Yayasan Widya Dharma Shanti (Yayasan WDS) Denpasar, induk ITB STIKOM Bali, terutama setelah STMIK STIKOM Bali bertransformasi menjadi ITB STIKOM Bali.
Lembaga tertentu mengklaim sebagai “anak kandung” ITB STIKOM Bali. Bahkan terbaru, pihak Yayasan WDS Denpasar menerima informasi dari Mataram bahwa STMIK STIKOM Bali bertransformasi menjadi nama berbeda dengan nama ITB STIKOM Bali.
Klaim yang terkesan mendompleng ketenaran ITB STIKOM Bali tersebut membuat Ketua Ketua Yayasan WDS Denpasar, Drs. Ida Bagus Dharmadiaksa, M.Si., Ak., C.A., angkat bicara. Ia menegaskan, ITB STIKOM Bali tidak mempunyai hubungan dengan perguruan tinggi lain di luar STIKOM Bali Group. Dia meminta masyarakat untuk tidak terkecoh dengan lembaga lain yang mengaku “anak kandung” STIKOM Bali.
Ida Bagus Dharmadiaksa menjelaskan, perubahan status dari sekolah tinggi menjadi institut sesuai sesuai Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 357/KPT/I/2019 tentang Izin Perubahan Bentuk Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer menjadi Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali tertanggal 7 Mei 2019.
“Nama kami adalah ITB STIKOM Bali, bukan yang lain. Kami berharap masyarakat tidak terkecoh dengan lembaga lain yang mengaku anak kandung STIKOM Bali. Dan setelah bertransformasi menjadi ITB STIKOM Bali, kami tidak hanya mempelajari ilmu komputer tetapi juga ilmu bisnis. Makanya sekarang kami buka program studi binsis digital,” tegas Dharmadiaksa, saat ditemui di kampus ITB STIKOM Bali, Selasa, 9 Ferbuari 2021.
Saat ini, mahasiswa di ITB STIKOM Bali sekitar 6.500 orang, tersebar di tujuh program studi, yaitu Prodi Sistem Komputer, Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Bisnis Digital, Manajemen Informatika, National Dual Degree bekerjasama dengan Binus University Jakarta (gelar Sarjana Komputer dari STIKOM Bali dan Sarjana Manajemen dari Binus Jakarta) dan International Dual Degree bekerjasama dengan Help University Malaysia (Sarjana Komputer dari STIKOM Bali dan Bachelor of Information Technology dari Help University). “Semua mahasiswa kami ini tersebar di tiga kampus, yakni ITB STIKOM Bali Kampus Renon, Kampus Jimbaran dan Kampus Abiansemal, Badung,”sebutnya.
Perguruan tinggi lain yang menjadi bagian dari STIKOM Bali Group adalah Politeknik Nasional Denpasar, Politeknik Ganesha Guru Singaraja, dan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STT Bandung), Jawa Barat. Ida Bagus Dharmadiaksa mengaku, klaim seperti ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, ketika masih bernama STMIK STIKOM Bali, banyak juga orang tua yang komplin karena anaknya salah masuk perguruan tinngi. Mereka merasa terkecoh dengan promosi lembaga lain yang mengaku sebagai anak kandung STIKOM Bali. “Kebetulan orangtua itu teman saya, karena mau daftar anaknya di kampus tersebut sekalian dia mau ketemu saya. Barulah dia kaget ternyata kampus itu tidak ada hubungan dengan STIKOM Bali,” kata Dharmadiaksa.(pur)