GIANYAR – Sekarang ini, masyarakat tidak mesti melakukan pembongkaran jika sekadar memindahkan atau memperbaiki posisi pelinggih yang miring. Solusinya, menggunakan jasa Wayan Suwarda (45).
Ditemui saat menggeser pelinggih di sebuah villa di Blahbatuh, Gianyar, Minggu (1/11/2020), Wayan Suwarda menuturkan, pekerjaan yang ditekuninya sejak tahun 2000 itu membutuhkan kecermatan dan perkiraan matang serta teknik khusus agar tidak ada kerusakan atau pecah pada pelinggih. “Saya awali dengan membungkus pelinggih, bobok pondasi (bongkar pondasi), sambil pasang dongkrak kemudian memasang kayu balok untuk penyangga,”tutur Suwarda.
Apa yang selama ini dianggap cukup sulit ? “Yang sulit itu jika harus memutar bangunan apalagi jika lebar bangunan lebih dari dua meter. Kalau hanya menggeser saja, biasanya sehari selesai,”ujarnya.
Pria asal Banjar Banda, Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar itu mengatakan sebelum pandemi, banyak masyarakat menggunakan jasanya hingga antre. Ia pun mengaku pendapatannya melebihi dari pekerjaan utama sebagai satpam. “Dalam seminggu, liburnya palingan hanya sehari. Sejak pandemi ini, sudah berbulan-bulan libur. Kalaupun ada orderan seperti sekarang, ya, disyukuri saja,” ucapnya.
Di tengah kesulitan ekonomi masyarakat sekarang ini, Suwarda terpaksa ikut menurunkan harga borongan dari biasanya Rp 3 juta menjadi Rp 2 juta. Satu sisi, ia lebih banyak mengajak pekerja karena merasa iba dengan teman-temannya yang dirumahkan. “Seperti sekarang ini, sebenarnya berlima saja sudah cukup tapi tenaganya lebih karena kasihan melihat teman-teman nganggur,”ungkapnya. (jay)