MANGUPURA – Titik kebocoran pipa Perusahaan Umum Daerah (Perumdam) Tirta Mangutama Kabupaten Badung mencapai angka 5.022 hanya dalam kurun waktu 3 bulan, yakni dari Juni hingga September 2024. Dominan di antaranya, disebabkan oleh pengerjaan proyek PUPR.
“2024 pekerjaan kita dari dampak proyek PUPR itu sangat banyak. Biasanya kebocoran kami per bulan itu tidak sampai 300 titik. Tapi sekarang per bulan bisa mencapai 3 ribu titik,” ucap Direktur Utama Perumdam Badung, I Wayan Suyasa dalam rapat kerja Komisi III DPRD Badung belum lama ini.
Dari jumlah tersebut, terbanyak terjadi di wilayah Badung Utara dengan jumlah 3.485 titik. Sementara 1.537 titik lainnya, berlokasi di wilayah Badung Selatan.
Pemasangan box culvert dan pelebaran drainase, adalah salah satu proyek PUPR yang dimaksudkannya. Kondisi pipa yang rentan, ekskavasi yang tidak berhati-hati, serta penggunaan alat berat, dipandang sebagai beberapa faktor yang dapat berimbas kebocoran. Mengingat pipa Perumdam Badung, notabene berada pada jalur yang sama.
“Untuk 2025 potensi kebocoran masih akan terjadi seperti sekarang ini. Karena kami mendapat informasi pembangunan penataan jalan dan trotoar masih tetap dilakukan. Jadi jelas akan terjadi gangguan pelayanan dan pembengkakan pembiayaan untuk mengatasinya,” sambung Suyasa.
Ironisnya lagi, terkadang pekerja proyek malah tidak melaporkan kebocoran ditimbulkan. Mereka memilih melakukan tindakan sendiri dengan menutup kebocoran menggunakan karet atau plastik. “Kalau melapor terjadi kebocoran, itu masih mending, kami berterima kasih. Tapi kadang, mereka tidak melapor. Kebocoran langsung dibalut pakai karet ban, kadang dibeton, sehingga kita bingung. Seperti di Pererenan, itu ditutup pakai plastik. Kemudian plastiknya masuk ke pipa, itu sampai satu bulan tidak kami temukan bocornya,” imbuhnya.
Merespon hal tersebut, Anggota Komisi III DPRD Badung, Made Yudana mendesak Perumdam Badung agar meminta ganti rugi kepada PUPR. “Jika ada pipa bocor akibat alat berat, Perumda harus menuntut ganti rugi. Agar PUPR lebih berhati-hati dalam bekerja,” tegasnya.
Untuk diketahui pula, dalam rapat tersebut Yudana sempat mengingatkan Perumdam Badung untuk mengambil langkah strategis menyelesaikan persoalan distribusi air, utamanya di wilayah Kuta Selatan. Baik itu dengan melakukan pemasangan pompa ataupun eksplorasi sumber air baku tambahan. (adi)