DENPASAR – Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mengucapkan selamat kepada peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXIX Tahun 2024 yang telah menyelesaikan proses pembelajaran selama kurang lebih empat bulan. Peserta dinilai tetap kompak dan memperoleh banyak pengalaman berharga yang dapat digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat.
Hal ini disampaikan saat acara penutupan dan pelepasan peserta di Wiswa Sabha Utama, Kamis (5/12/2024).
Dalam sambutannya, Dewa Made Indra menyampaikan rasa bangganya kepada 60 peserta dari berbagai wilayah.
“Pemimpin yang cerdas dan kuat adalah mereka yang mampu menghadapi tantangan serta menyelesaikan permasalahan dengan baik, teratur, dan tepat waktu. Mereka juga harus bisa bertahan dalam berbagai situasi, namun tetap rendah hati,” ujarnya.
Ia menambahkan, pendidikan dan penanaman moral merupakan aspek penting dalam kepemimpinan, tetapi yang lebih utama adalah kemampuan menguasai situasi dan menyelesaikan permasalahan layanan publik.
“Praktik di lapangan sangat penting untuk mengasah kemampuan tersebut. Berbagai permasalahan dan karakter individu yang dihadapi akan menjadi pembelajaran. Jika mampu melewatinya, saya yakin kalian pantas menjadi pemimpin yang dapat diandalkan,” imbuhnya.
Dewa Made Indra juga menekankan bahwa birokrasi kelas dunia kini menjadi tuntutan zaman. Organisasi tidak lagi bersifat mekanistis, tetapi harus adaptif dan mampu bersaing di lingkungan yang dinamis. Untuk itu, diperlukan tenaga yang andal dan lincah (agile).
“Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II ini menjadi momentum penting untuk menjawab tantangan tersebut. Tema ‘Tematik Kepariwisataan’ yang diusung menunjukkan bahwa para peserta telah mampu berinovasi di sektor pariwisata untuk mendukung pembangunan di daerah masing-masing,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN, Erna Irawati, menyampaikan bahwa era saat ini menghadirkan tiga tantangan besar: revolusi industri dengan kemajuan teknologi informasi, bonus demografi, dan dampak pandemi COVID-19.
“Teknologi menjadi tantangan sekaligus peluang. Oleh karena itu, pemimpin harus memiliki mindset yang terbuka, mampu berkomunikasi dengan baik, bekerja sama dalam tim, serta berorientasi pada hasil,” ujarnya.
Plh. Kepala BKPSDM Provinsi Bali, I Dewa Putu Sunartha, menjelaskan bahwa pelatihan ini diikuti oleh 60 peserta, dengan 21 peserta meraih nilai sangat memuaskan, termasuk lima peserta dengan predikat terbaik: Nusakti Yasa Wedha, Putu Arya Nugraha, Made Padma Puspita, I Gede Cipta Sadewa Atmaja, dan I Nyoman Rudiarta.
Tema pelatihan, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Industri Kreatif,” dinilai memberikan manfaat signifikan, terutama bagi daerah di luar Bali. Dewa Sunartha menambahkan bahwa pengelolaan pelatihan harus terus dikembangkan agar BKPSDM Provinsi Bali memiliki branding khusus dalam pelatihan kepemimpinan nasional.
Akselerasi dan sinergi inovasi kepariwisataan juga perlu diperkuat untuk mendukung pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, pelestarian budaya, dan pemerataan pembangunan.
Melalui pelatihan ini, inovasi yang dihasilkan diharapkan dapat diterapkan dengan relevan dan efektif. Pasca pelatihan, para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh, menciptakan lingkungan kerja inovatif, dan menghasilkan kebijakan percepatan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.(arn/jon)