BADUNG – Sosok Kepala Lingkungan (Kaling) Ubung Kelurahan Jimbaran yang dilantik pada Senin (11/11/2024) tengah memancing perhatian. Pasalnya, kedua lengan pria bernama lengkap I Wayan Harista Yasa (36) tersebut nyaris penuh dengan tato.
Wayan Aris, demikian orang-orang menyapa pria kelahiran Jimbaran, 14 April 1988 itu. Sebelum dilantik sebagai Kaling Ubung, keseharinya dia habiskan untuk berkecimpung di dunia pariwisata, yakni sebagai seorang driver transportasi pariwisata.
Dalam hidupnya, Wayan Aris mengaku tidak pernah terpikirkan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat sebagai seorang Kaling. Namun belakangan, dirinya merasa perlu untuk ikut bergerak membangun wilayah. “Jadi atas restu dari keluarga, dan komunikasi dengan warga di banjar, akhirnya saya beranikan diri untuk mendaftar sebagai Kaling,” ungkapnya dihubungi via ponsel, Senin (11/11/2024).
Oleh penampilannya yang ‘penuh tato’, Wayan Aris mengakui bahwa beberapa kali dirinya sempat dikait-kaitkan dengan Welas Yuni Nugroho. Dia adalah seorang Kepala Desa (Kades) Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara yang sempat viral oleh banyaknya tato di tubuhnya. Hal tersebut membuat Wayan Aris semakin termotivasi berbuat maksimal untuk kepentingan masyarakat.
“Bali adalah daerah yang dikenal karena budaya, tradisi, dan keseniannya. Dan tato, adalah salah satu dari sebuah karya seni. Dengan menjadi seorang Kaling, saya ingin sekaligus membuktikan bahwa tato tidak bisa dijadikan sebagai acuan dalam menilai seseorang. Baik dan buruknya seseorang, tidak bisa dilihat dari tubuh yang tatoan atau tidak,” ucapnya.
Wayan Aris juga menyebutkan bahwa tato yang dimilikinya itu merupakan wujud nyatanya dalam membantu para pelaku UMKM. Karena di dalam pergaulannya, Wayan Aris kebetulan memiliki banyak teman yang membuka usaha tato. “Untuk tato pertama, kalau tidak salah itu di usia 26 tahun. Jadi sejak saat itu, tato saya terus bertambah, karena saya memang suka tato. Bahkan ada rencana saya untuk tambah lagi di bagian leher,” akunya.
Kini, sebagai seorang Kaling, Wayan Aris mengaku siap untuk menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam melayani masyarakat. Bahkan untuk efektivitas layanan, dia menyebut telah memikirkan penerapan pola jemput bola.
“Lingkungan Ubung ini adalah lingkungan terluas di Jimbaran. Untuk masyarakat adatnya saja, itu jumlah KK-nya kalau tidak salah mencapai 480-an KK. Jadi itu belum termasuk warga dinasnya. Sehingga rencananya, melalui jemput bola ini, nanti setiap bulan saya akan jadwalkan untuk datang ke masing-masing tempekan guna menyerap usulan-usulan masyarakat. Terutama bagi mereka yang selama ini cenderung enggan untuk menyampaikan usulannya melalui ruang publik, seperti parum banjar,” pungkasnya sembari memastikan bahwa dirinya siap on call selama 24 jam untuk melayani masyarakat. (adi)