TABANAN – Tanah Lot Art n Food Festival kembali digelar pada tahun 2024 ini. Festival yang kelima kali ini mengusung tema besar Pancaka Tirta atau lima tirta kehidupan untuk memuliakan air akan digelar pada 23-25 Agustus 2024 ini dengan lebih mengedepankan kearifan dan potensi lokal (I love lokal).
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengharapkan dalam festival ini mengedepan kearifan lokal dan memberikan dampak kepada masyarakat dan daerah dengan keberadaan Pura Luhur Tanah Lot yang menjadi daya tarik wisata. Pihaknya sangat mendukung digelar kembali festival ini .
“Saya sangat mendukung festival ini digelar, apalagi mengedepankan kearifan lokal sesuai dengan jargon I Love Local,” tandasnya.
Sementara Manajer Operasional DTW Tanah Lot I Wayan Sudiana didampingi rekanan dari E Production AA Ngurah Arya Tenaya atau Turah Manik menjelaskan bahwa tema event kali ini adalah Pancaka Tirta yang arti menjaga dan merawat air (laut) sebagai sumber kehidupan. Tentu menjadi kewajiban bersama untuk tetap menjaga melestarikan laut beserta isinya. Sehingga kesucian yang terkandung di dalamnya tidak ternoda.
“Apalagi laut di kawasan suci Tanah Lot yang wajib dijaga kesakralannya ditengah gempuran zaman yang bisa mengaburkan makna dan kepercayaan kita akan taksu laut sebagai penjaga Pura Luhur Tanah Lot,” jelas Sudiana.
Dikatakan, Pancaka Tirta terdiri dari lima elemen air yakni Tirta Kundalini ( air pembuka aura), Tirta Kamandalu ( air pembangkitan), Tirta pawitra ( air Kesempurnaan), Tirta Sudamala ( air peleburan ) dan Tirta Sanjiwani ( air keheningan jiwa).
Diharapkan dengan tema Tanah Lot Arf n Food Festival V bisa menjadi sebuah moment bagi kita memaknai betapa pentingnya kita merawat air atau laut sebagai sumber kehidupan dan keberadaan Pura Luhur Tanah Lot tempat suci yang kita puja sekaligus sebagai sumber cahaya kehidupan masyarakat yang harus dijaga taksinya sehingga memberikan berkah bagi kita semua,” tandasnya.
Konsep lokal atau I love local baik itu untuk seni dan seniman yang akan ditampilkan memang lokal beraban, kediri dan tabanan serta Bali. Kesenian yang ditampilkan juga seni klasik seperti tarian. Tidak ada kesenian atau seniman yang didatangkan dari luar. Termasuk untuk penyanyi dan grup band yang akan ditampilkan juga seniman lokal Bali.
Yang juga menjadi perhatian tentu kuliner yang akan ditampilkan yang akan menjadi ikon pada festival kelima ini. Ada banyak kuliner khas Tabanan yang akan ditampilkan terutama lima kuliner khas baik itu makanan maupun jajanan. Kelima kuliner yang akan ditampilkan yakni Taluh Kiping, kakul suna cekuh dan tipat mekuah. Sementara jajanannya yakni orog-orog yang sudah sangat langka ditemui.
“Itu lima kuliner yang akan menjadi ikon festival ini, dan tentu tidak lupa juga menyajikan kuliner lainnya,” sebutnya sernaya mengatakan juga ada stand untuk pameran produk UMKM.
Satu hal yang menjadi penekanan kali ini adalah masalah parkir dan kemacetan lalu lintas. Hal ini berkaca dari festival sebelumnya kemacetan cukup parah. Apalagi tahun ini diharapkan kunjungan wisatawan bisa mencapai 8000 orang selam festival belum termasuk masyarakat dan pengisi acara yang digratiskan.
“Perhitungan kami paling tidak ada sekitar 20.000 orang yang akan datang menyaksikan festival sekaligus melihat sunset dan kehidangan Pura tanah Lot,” jelas Sudiana.
Untuk mengurai kemacetan karena terkendala parkir, pihaknya juga telah menambah areal parkir yang ada. Termasuk bekerja sama dengan pihak lain yang memiliki lahan seperti BNR dan areal Pura Pakendungan untuk parkir.
“tenyu kami berharap kemacetan bisa dikurangi bahkan dihindarkan, meski kemacetan adalah satu indikator suksesnya sebuah acara,” pungkasnya. (jon)