DENPASAR – Meskipun hanya dua cabang olahraga (cabor) Porprov Bali 2025 yang sementara ini dipastikan digelar di Kabupaten Tabanan, namun dampak positifnya diyakini akan dirasakan masyarakat Tabanan.
Dua cabor yang dipertandingkan di Porprov Bali 2025 tersebut tak lain yakni cabor Balap Sepeda kecuali nomor kriterium dan cabor atletik.
“Walaupun hanya dua cabor dipertandingkan di Tabanan namun dari sisi sosiologis ada imbas positif. Artinya masyarakat akan merasa senang karena Tabanan juga akan dijadikan tempat pertandingan sehingga akan menjadi motivasi tersendiri baik bagi atlet maupun masyarakat sendiri,” kata Ketua Umum KONI Tabanan, Made Nurbawa saat dikonfirmasi, Kamis (30/5/2024).
Sedangkan untuk sisi ekonomi lanjut mantan Sekretaris Umum (Sekum) KONI Tabanan itu juga sangat berdampak positif karena olahraga merupakan penggerak ekonomi dan penggerak budaya yang sangat bagus.
“Artinya seperti penjual makanan dan minuman di sekitar Stadion Debes yang selama ini terdongkrak ekonominya, apalagi jika nanti sampai ada cabor atletik Porprov Bali dihelat di Stadion itu, maka pasti imbasnya akan semakin naik bagi penjual makanan dan minuman. Intinya kami sangat respek dengan adanya cabor Porprov Bali 2025 yang dipertandingkan di Kabupaten Tabanan,” terang Made Nurbawa.
Berangkat dari semua itu, kini KONI Tabanan mulai mempersiapkan diri dengan melakukan pembahasan, koordinasi dan komunikasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan karena menyangkut juga masalah anggaran.
“Kami sudah melakukan tahap-tahap itu sekarang ini karena ini menyangkut juga soal anggaran hibah yang kami ajukan tahun 2024 ini untuk pelaksanaan Porprov Bali tahun 2025, tak hanya anggaran soal venue itu namun juga untuk kontingen Tabanan juga,” imbuh Made Nurbawa.
Terkait untuk venue untuk atletik menggunakan lintasan atletik Stadion Debes dan balap sepeda, dirinya menyebutkan jika nomor road race seperti sebelumnya akan menggunakan lintasan dari kantor Bupati Tabanan sampai Bedugul, BMX akan menggunakan sirkuit motokros di Tengkudak serta nomor Downhill mengambil lokasi di Baturiti.
“Hanya nomor kriterium kami menyerah karena biasanya menggunakan lokasi Lapangan Alit Saputra berkeliling atau memutar sulit digunakan. Apalagi balapannya akan kencang-kencang. Belum lagi masih harus menutup jalan di lapangan itu, dinetralisir juga akan ada kesulitan belum lagi harus ada penjagaan. Intinya untuk nomor itu kami angkat tangan,” tutup Made Nurbawa. (ari/jon)