KARANGASEM – Desa Seraya Timur mulai menjerit kesulitan air bersih. Itu dikarenakan air tadah hujan yang ditampung dalam cubang kumunal milik masyarakat pasokannya mulai menipis.
Jeritan serupa diakui Kepala Wilayah (Kawil) Tanah Barak, Made Putra. Disebutkan, sebanyak 500 KK lebih warga Seraya Timur mengalami kesulitan air bersih. Jumlah tersebut tersebar di beberapa banjar, yakni Banjar Tanah Barak, Bukit Catu, Tin Jalas, dan Banjar Tukad Buah.
“Pasokan air yang ditampung dalam cubang masyarakat sudah menipis sejak Juli 2023. Itu pun air bersih yang ditampung dari hujan,” ungkap Made Putra, Minggu (20/8/2023).
Menyikapi paceklik air bersih mulai melanda Desa Seraya Timur, pihak pemerintahan desa setempat dikabarkan sudah mengajukan surat permohonan bantuan distribusi air bersih ke PMI Karangasem. Hanya saja, pihak PMI sampai saat ini belum ada mendistribusikan bantuan air bersih itu ke Desa Seraya Timur.
Divisi Penanggulangan Bencana PMI Karangasem, Agus Dwi Hartono, mengakui ada permohonan bantuan air bersih dari Desa Seraya Timur. Hanya saja untuk pendistribusian bantuan air tersebut, pihaknya (PMI Karangasem), masih melakukan koordinasi baik di internal maupun dengan PMI Provinsi Bali.
“Sampai saat ini baru Desa Seraya Timur saja yang permohonan bantuan pendistribusian air bersih. Tapi permohonanya itu belum bisa kami eksekusi dengan cepat, karena kami di internal dan PMI Provinsi Bali masih melakukan koordinasi terkait terkait peminjaman truk tangki dan pengajuan proposal biaya operasional,” ungkap Agus Hartono.
Disinggung kapan penyaluran air bersih akan dilakukan ke Desa Seraya Timur, Agus Hartono belum bisa memberikan kepastian jelas. Sampai saat ini pihaknya masih menunggu respon dari dari PMI Provinsi terhadap proposal yang sudah diajukannya itu.
“Kalau proposalnya sudah di acc, sudah pasti permohonan bantuan air bersih ke Desa Seraya Timur sudah, segera disalurkan. Kalau tidak ada kendala, kemungkinan pendistribusiannya akan dilakukan akhir Agustus atau awal September nanti,” tandasnya. (wat,dha)