KARANGASEM – Kendati jumlah kasus gigitan anjing masih di bawah Kabupaten Buleleng (3.000 kasus gigitan anjing), bukan berarti kasus rabies di Karangasem rendah.
Data yang dirilis Dinas Pertanian Provinsi Bali, kasus rabies di Karangasem menjadi yang tertinggi di Bali. Kasus rabies kedua dan ketiga masing-masing Kabupaten Jembrana dan Gianyar.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan, Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah, dikonfirmasi, Kamis (29/6/2023) membenarkan hal itu. Dia mengatakan, terhitung sejak bulan Januari hingga 21 Juni 2023, jumlah kasus rabies di Karangasem 59 kasus.
Sedangkan di peringkat kedua adalah Kabupaten Jembrana dengan 49 kasus dan disusul Kabupaten Gianyar dengan 48 kasus. Sementara itu, Kabupaten Tabanan menjadi kabupaten yang kasus rabiesnya terendah di Bali, yakni 14 kasus.
“Dilihat dari jumlah gigitan hewan penular rabies (HPR) Karangasem tidak terlalu tinggi, karena hanya ada sekitar 539 gigitan, jauh berbeda dengan Kabupaten lainnya seperti Buleleng yang mencapai 3.000 lebih gigitan hewan HPR,” ucap Siki Ngurah.
Kendati menjadi yang tertinggi dalam jumlah kasus rabies (59) kasus, Siki Ngurah masih tetap bisa bersyukur, karena dari jumlah kasus yang ada tidak ditemukan ada warga yang meninggal dunia karena rabies.
“Masyarakat sangat responsif untuk melakukan pencegahan, begitu ada anggota keluarga yang digigit anjing langsung melakukan pemeriksaan sehingga mendapat penanganan cepat dari tim medis,” ucapnya.
Sampai saat ini, kata Siki Ngurah, populasi di Karangasem Lebih lanjut 77.092 ekor. Dari jumlah tersebut sebanyak 34.200 ekor sudah dilakukan vaksinasi.
“Sampai saat ini vaksinasi baru berjalan 44 persen, dan ini akan terus kami gencarkan agar populasi anjing semuanya sudah tervaksinasi,” pungkas Siki Ngurah. (wat,dha)