DENPASAR – Kondisi para pemain Bali United yang harus guling-guling saat terkena benturan fisik dari pemain lawan saat melakoni pertandingan, dinilai arsitek Bali United Stefano “Teco” Cugurra bukanlah untuk mengulur-ulur waktu.
Penilaian apa yang dilakukan peman Serdadu Tridatu itu sempat disorot netizen atau suporter para rival yang telah dikalahkan Bali United pada mudim lalu.
Sorotan suporter lawan saat itu, pemain guling-guling dilakukan justru di saat tim yang berhome base di Stadion Dipta Gianyar itu dalam kondisi unggul dan dinilai berbaring di atas lapangan seperti cedera untuk mempercepat pertandingan berakhir.
Hal itu juga yang nampak saat Serdadu Tridatu melawan Persija lalu. Saat ituasi unggul 2-1 saat menit 60-70 beberapa pemain sempat terlihat meringis kesakitan seperti kiper M. Ridho dan Privat Mbarga.
Tapi sialnya, wasit memberikan tambahan waktu lebih panjang (7 menit) dan alhasil Persija membalikkan keadaan menjadi 3-2.
Teco sendiri menilai pemainnya dalam situasi itu karena kecapekan, cedera dan kesakitan sehingga harus berhenti di tengah lapangan dan kemudian diganti pemain lain.
“Bukan saya yang ingin mengganti tapi pemain itu sendiri yang ingin diganti karena capek dan cedera. Jadi saya putuskan untuk menggantinya,” jelas Teco, Selasa (17/1/2023).
Sebagai arsitek, Teco juga tak ingin berspekulasi memaksa kondisi pemain ketika sudah kecapekan, sehingga wajib diganti dengan tenaga baru.
Tapi jika dilihat dari performa Bali United melawan Persija lalu, jelas ada perbedaan terutama dari pemain. Persija dengan mayoritas pemain mudanya sudah tentu tenaganya lebih kuat dan peak performance nya lebih tinggi.
Apalagi Persija tertinggal dan harus mengejar gol. Sementara pemain Bali United sendiri mayoritas pemainnya sudah jauh lebih senior. Praktis stamina jelas menurun dan membuat seringnya berbaring di lapangan untuk meminta bantuan tim medis. (ari/jon)