KLUNGKUNG- Kabupaten Klungkung, Bali sementara masih berstatus hijau kasus penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Namun Klungkung sudah terjepit, karena kabupaten tetangga seperti Gianyar, Bangli dan Kabupaten Karangasem sudah ditemukan positif PMK.
Mengantisipasi masuknya PMK ke Klungkung, Dandim 1610/Klungkung, Letkol Inf Suhendar Suryaningrat mengintruksikan setiap babinsa untuk mengecek kesehatan hewan di wilayah binaannya. Pengecekan dilakukan secara serentak, Selasa (5/7/2022).
“Lakukan pemantauan sekaligus pemeriksaan terhadap hewan ternak masyarakat dengan berkolaborasi bersama instansi-instansi terkait,” jelas Letkol Inf Suhendar Suryaningrat.
Perwira melati dua ini tidak mau kecolongan, jika PMK sampai masuk ke wilayah Klungkung. Apalagi kasus PMK pada ternak sapi ditemukan di kabupaten tetangga Klungkung, seperti Gianyar, Karangasem, dan Karangasem.
Kegiatan tidak sebatas pengecekan tapi juga pendataan jumlah ternak atau populasi ternak sapi di Kabupaten Klungkung.
Ia ingin memastikan tidak ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari adanya penyakit PMK pada ternak ini. Terlebih jelang Idul Adha, permintaan ternak sangat tinggi.
Sementara itu upaya pencegahan terus dilakukan Dinas Pertanian Klungkung dengan membatasi lalu lintas ternak.
Kadis Pertanian Ida Bagus Juanida menyampaikan, PMK sangat menular ke ternak. Namun bukan merupakan penyakit zoonosis atau penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.
Walau sangat menular, penyakit ternak ini memiliki tingkat kematian ternak yang kecil dan kesembuhan yang tinggi.
“Jika dagingnya dikonsumsi, asalkan dimasak dengan matang masih relatif aman,” jelasnya.
PMK justru dikhawatirkan berdampak secara ekonomi. Peternak cenderung menjual murah ternaknya jika dalam keadaan sakit.
“Saat ini harga sapi usia 8 bulan di Klungkung sudah berkisar antara Rp10 juta sampai Rp12 juta. Apalagi jelang Idul Adha ini permintaan daging sangat tinggi,” demikian Ida Bagus Juanida. (yan)