DaerahKlungkung

Perayaan Tumpek Uye, Cara Orang Bali Melestarikan Fauna

KLUNGKUNG- Tumpek Uye atau Tumpek Kandang yang dirayakan setiap enam bulan sekali (210 hari), atau sesuai penanggalan kalender Bali jatuh setiap Sabtu Kliwon, Wuku Uye, merupakan salah satu cara orang Bali menjaga keberlangsungan dan kelestarian fauna.

Tumpek Uye tahun 2022, jatuh pada Sabtu (29/1/2022), bakal diisi dengan pelaksanaan keseimbangan sekala niskala. Ini sesuai Intruksi Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2022, tentang Perayaan Rahina Tumpek Uye Dengan Upacara Danu Kerthi Berdasarkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi Dalam Era Baru.

Kegiatan Niskala diisi dengan persembahyangan Tumpek Uye di Pura Puseh dan Pura Desa. Sedangkan kegiatan sekala dengan melaksanakan kegiatan seperti melepas ikan ke danau, sungai. Melepas binatang atau burung serta gotong royong membersihkan sampah di sekitar bantaran sungai, danau, bendungan dan tempat lainnya.      

BACA JUGA:  Ritual Pemelaspas Pasar Umum Negara, Menetralisir Aura Negatif Pasca Pembangunan

Pelaksanaan Tumpek Uye di Kabupaten Klungkung misalnya, akan diisi dengan melepas tukik, sampai dengan melepas rajungan, bibit ikan nila dan ikan kakap putih.

“ Rencananya bibit ikan nila yang besok dilepas sebanyak 2.000 ekor. Ikan akan dilepas di  muara Sungai Unda di wilayah Desa Tangkas,” ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Klungkung, I Dewa Ketut Sueta Negara, Jumat (28/1/2022).

Selain melepas ikan nila, rencananya juga akan dilaksanakan kegiatan pelepasan berbagai komoditas konsumsi  di perairan Jungutbatu, Pulau Lembongan, Nusa Penida seperti 1.000 kerang abalon, 200 ekor kakap putih, dan 200 ekor rajungan. Termasuk kegiatan melepas tukik di pesisir Pantai Watu Klotok.

BACA JUGA:  Bahas Green Election Setelah Penetapan Bapaslon. Paket Jaya : Komitmen dan Ajak Semua Pihak Lebih Peduli Terhadap Lingkungan

“Kebetulan kerang abalon saat ini juga tengah kami kembangkan di wilayah Nusa Penida. Bahkan kami sudah panen kerang abalon, dan akan terus kami kembangkan di Nusa Penida,” jelas Sueta Negara.

Untuk persembahyangan akan di pusat di Pura Watu Klotok dan Pura Mpuaji, Desa Jungutbatu, Nusa Penida.

“Ini merupakan salah satu upaya menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara alam bali, manusia dan tradisi,” demikian Dewa Sueta Negara. (yan)

Back to top button