BULELENG – Pembukaan penerbangan internasional Bandara Ngurah Rai sebagai gerbang destinasi pariwisata Bali, disambut antusias pelaku pariwisata yang tergabung dalam Badan Pengurus Cabang Pengusaha Hotel dan Restouran (PHRI) Kabupaten Buleleng.
Selain menyiapkan sarana prasarana berbasis protokol kesehatan (prokes) termasuk penerapan Aplikasi PeduliLindungi serta Cleanliness, Health, Safety dan Environmenr Sustainability (CHSE) sebagai syarat destinasi pariwisata internasional, PHRI Buleleng juga gencarkan promo wisata.
“Seluruh jajaran PHRI Buleleng menyambut baik dan mengapresiasi upaya pembukaan penerbangan internasional Bali oleh pemerintah sebagai langkah strategis pemulihan ekonomi nasional, terutama Bali yang salama ini hidup dari sektor pariwisata,” tandas Ketua BPC PHRI Kabupaten Buleleng, Dewa Ketut Suardipa, Selasa, 19 Oktober 2021.
Didampingi Sekretaris BPC PHRI Buleleng, Heri Wijaya, Owner RM Ranggon Sunset ini mengungkapkan sejak September 2020, seluruh anggota PHRI Buleleng terdiri dari 180 hotel dan 60 restouran sudah sangat siap untuk menyambut wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.
“Tidak hanya penerapan prokes, sebagaimana kreteria CHSE, seluruh jajaran PHRI termasuk karyawan serta para pelaku pariwisata lainnya sudah divaksin lengkap dosis I dan dosis II bahkan ada yang sampai dosis III (Inbost),” ujarnya.
Penerapan aplikasi PeduliLindungi juga sudah diterapkan hampir sebagian besar anggota PHRI, termasuk juga pengelola Daerah Tujuan Wisata (DTW) alam yang ada di Buleleng.
“Dengan kesiapan yang telah dilakukan, kami berharap akses kunjungan wisatawan dan event nasional maupun internasional juga diarahkan ke Buleleng,” tandasnya.
Mantan pekerja kapal pesiar ini menambahkan, dengan kesiapan serta hasil evaluasi promowisata yang dilakukan PHRI Buleleng ke Jogjakarta, langkah strategis pemerintah membuka penerbangan internasional bagi wisatawan dari 19 negara juga harus dibarengi dengan pembukaan kunjungan wisnu serta penyelenggaraan event nasional dan internasional di Bali.
“Pelaksanaan event nasional dan internasional diharapkan dapat menggulirkan kegiatan perekonomian masyarakat, sembari menunggu kedatangan wisman yang tentunya tidak serta merta, seperti makan cabai, datang begitu Bali dibuka. Karena, banyak pertimbangan bagi wisman untuk datang ke Bali, antara lain kepentingan, tingkat sebaran dan kasus konfirmasi termasuk persyaratan kunjungan yang harus dilengkapi,” tandas Suardipa.
Dia juga berharap adanya relaksasi syarat kunjungan seperti waktu dan tempat karantina yang mungkin bisa ditiadakan, diperpendek atau dilakukan pada hotel tempat menginap wisatawan.(kar)