GIANYAR – Penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Senin 23 Maret 2021 di Kabupaten Gianyar disambut sumringah para siswa SD dan SMP. Namun, sejumlah orang tua justru merasa tambah beban karena proses belajar mengajar yang hanya berlangsung selama dua jam.
Mereka merasa kewalahan mengatur waktu terutama saat menjemput karena harus meninggalkan pekerjaan. Selain itu, orang tua juga terbebani dengan pengeluaran lebih untuk membeli bahan bakar minyak (BBM). “Siswa belajar di sekolah hanya dua jam, harus antar jemput tepat waktu. Sampai di rumah belajar lagi via daring,” keluh salah satu orang tua siswa SMP yang meminta identitasnya dirahasikan.
Ia berharap adanya penerapan sistem yang lebih baik terkait PTM. “Kalau mau PTM, lebih baik kasi jam belajar seperti situasi normal. Kalau memang ingin memenuhi 50 persen daring dan 50 persen PTM, lebih baik sistem masuk siswanya yang diatur. Misalnya, tiga hari PTM, tiga hari daring. Saya yakin kalau ini dilakukan, bukan hanya orang tua siswa yang diringankan, tapi juga guru,” ujarnya.
Menyikapi keluhan tersebut, Kadis Pendidikan Gianyar I Wayan Sadra mengatakan, pelaksanaan PTM yang berlangsung selama dua jam baru tahap awal dan masih akan dievaluasi. “Jika dinilai baik, maka pembelajaran secara normal akan dilakukan. Ini masih tahap permulaan,” jelasnya.
Sadra meminta orang tua siswa agar terus menanamkan pemahaman protokol kesehatan (prokes) untuk anak-anaknya supaya dalam tahap evaluasi PTM bisa berjalan sesuai harapan. “Setelah dalam beberapa minggu ternyata situasi sudah kondusif, maka sistem 50 persen dirubah menjadi full tatap muka. Armada antar jemput siswa dari Dinas Perhubungan juga mulai disiapkan untuk meringankan beban masyarakat,” tandasnya. (jay)