BadungPariwara

Hadiri Pengukuhan Bendesa dan Prajuru Adat Tanjung Benoa, Plh Bupati Adi Arnawa Tegas Lanjutkan Sinergi

KUTSEL – Plh Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa turut hadir dalam Pengukuhan Bendesa dan Prajuru Desa Adat Tanjung Benoa Periode Tahun 2021-2024, di Pura Desa Puseh lan Bale Agung Desa Adat Tanjung Benoa, Sabtu, 20 Februari 2021 lalu. Made ‘Yonda’ Wijaya kembali menjabat Bendesa Adat tanjung Benoa untuk ketigakalinya, dan dikukuhkan bersama prajuru lainnya melalui Keputusan MDA Propinsi Bali Nomor 061/SK/MDA-P.Bali/II/2021 tertanggal 18 Februari 2021.

Hadir pula dalam acara tersebut yakni Petajuh Bendesa Agung Bidang Kelembagaan Pemerintahan dan Sumber Daya Manusia MDA Provinsi Bali I Made Wena, perwakilan Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Propinsi Bali, Ketua Majelis Madya Desa Adat Kabupaten Badung Anak Agung Putu Sutarja, perwakilan Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Majelis Desa Adat Alitan Kecamatan Kuta Selatan Made Retha, Camat Kuta Selatan Ketut Gede Artha berama Tripika Kecamatan Kuta Selatan, Lurah Tanjung Benoa, para bendesa adat se-Kecamatan Kuta Selatan, serta para pemangku dan tokoh masyarakat Tanjung Benoa.

Selain mengucapkan selamat, dalam sambutannya Plh Bupati Badung Wayan Adi Arnawa juga berharap agar Bendesa dan Prajuru Desa Adat Tanjung Benoa senantiasa dapat menjalankan tugas sebaik-baiknya. Karena dirinya menyadari, bendesa adat adalah ujung tombak sekaligus mitra kerja Pemerintah Kabupaten Badung.

BACA JUGA:   Meski Gencar Gelontor Hibah, Tahun 2023 Badung Surplus 1 Triliun

Kaitan dengan itu pula, dirinya sangat berharap agar sinergi antara desa adat dengan jajaran pemerintahan bisa terus terjaga. Termasuk dengan desa dinas, kelurahan, kecamatan, ataupun Pemerintah Kabupaten Badung sendiri. Hal itu ditegaskan sebagai hal yang sangat penting, karena dirinya tidak mau ada dikotomi antara adat dan dinas.

“Bagaimanapun juga, muara dari tata kelola pemerintahan kita adalah kesejahteraan masyarakat. Jangan ada dikotomi antara adat dan dinas,” ucapnya.

Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, sinergi itu dipandang amat dibutuhkan, untuk bersama-sama melewati berbagai dampak yang diakibatkan. Karena jika virus masih ada di Badung ataupun Bali, itu dipastikan akan menjadi tantangan besar untuk ke depannya. Mengingat Badung ataupun Bali pada umumnya adalah daerah tujuan wisata, yang sangat berkepentingan terhadap keamanan dan kenyamanan.

“Mari bersama-sama menyatukan diri. Badung termasuk Tanjung Benoa merupakan daerah yang mengandalkan pariwisata. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, tentu menjadi kendala. Kalau kita tidak bersama-sama, tentu sulit. Pengawasan penanganan Covid-19 agar terus dilakukan, jangan hangat-hangat tahi ayam,” tegasnya.

BACA JUGA:   Rapat Persiapan Penganyaran Turun Kabeh Pratisentana Sira Arya Kanuruhan

Sementara Made ‘Yonda’ Wijaya berterimakasih kepada masyarakat yang telah kembali memercayai dirinya sebagai Bendesa Adat Tanjung Benoa. Untuk perjalanan ke depan, Yonda meminta dukungan dan sinergi semua pihak dalam upaya perwujudan berbagai program yang telah dicanangkan. Termasuk di antaranya dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Sejumlah program, dipastikan telah dipersiapkan mengacu awig-awig Desa Adat Tanjung Benoa. Baik itu program jangka pendek, menengah, ataupun panjang. Baik itu berkaitan dengan Parhyangan, Pawongan, ataupun Palemahan. Salah satunya, sambung dia, adalah program bantuan menyikapi dampak ekonomi dari Covid-19. Utamanya berkenaan dengan perayaan Nyepi dan Galungan.

“Kami di sini tidak memiliki sawah. Jadi di situasi seperti sekarang, masyarakat tentu sangat membutuhkan ketahanan pangan,” sebutnya dalam kegiatan yang terlaksana dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan cegah Covid-19 itu. (adi)

Back to top button