DENPASAR – Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) sudah merampungkan semua sarana dan prasarana yang akan menunjang laboratorium pelayanan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) guna mendiagnosis Covid-19. Menurut rencana, Jumat 3 Juli 2020, laboratorium ini secara resmi akan dioperasikan dan dapat melayani tes PCR. Dengan demikian akan lebih mempercepat pelayanan medis seiring dengan semakin terus meningkatnya angka positif Covid-19 melalui transmisi lokal di Bali. Hal itu disampaikan Direktur Utama RSBM Provinsi Bali, dr. Bagus Dharmayasa saat dihubungi via telepon, Rabu (01/7/2020).
Direktur RSBM dr. Bagus Darmayasa mengatakan, sesungguhnya sejak RS ini berdiri susah memiliki peralatan tersebut guna mendukung tes PCR. Namun demikian, sejak terjadinya Pandemi Covid-19 dan penularan Covid saat di Bali masih didominasi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Sehingga alat yang dimiliki RSBM digunakan oleh RS Sanglah sebab, peralatan di sana (RS Sanglah) saat itu mengalami kerusakan. Saat ini peralatan di RS. Sanglah sudah diperbaiki.
Belakangan ini semakin meningkatnya penularan Covid-19 lewat transmisi lokal, RSBM menyiapkan ruangan laboratorium PCR dan sudah siap memberikan pelayanan untuk tes PCR. “Mulai Jumat 3 Juli RSBM sudah bisa memberikan pelayanan tes PCR, “katanya.
Dr. Bagus menjelaskan kembali pemeriksaan melalui tes PCR ini adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Semakin bertambah banyaknya angka penyebaran virus Covid19, PCR juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit Covid-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona.
Dr. Bagus menambahkan, material genetik yang ada di dalam setiap sel, termasuk di dalam bakteri atau virus, bisa berupa deoxyribonucleic acid (DNA) atau ribonucleic acid (RNA). Kedua jenis materi genetik ini dibedakan dari jumlah rantai yang ada di dalamnya.
DNA merupakan material genetik dengan rantai ganda, sedangkan RNA merupakan material genetik dengan rantai tunggal. DNA dan RNA setiap spesies makhluk hidup membawa informasi genetik yang unik. “Keberadaan DNA dan RNA ini akan dideteksi oleh PCR melalui teknik amplifikasi atau perbanyakan. Nah, dengan adanya PCR, keberadaan material genetik dari beberapa jenis penyakit akibat infeksi bakteri atau virus akan bisa dideteksi dan akhirnya bisa membantu diagnosis untuk penyakit tersebut, “bebernya.
Pihaknya berharap masyarakat Balu untuk tetap memperhatikan arahan dan anjuran yang disampaikan oleh pemerintah agar penularan Covid-19 tidak meningkat lagi. Protokol kesehatan harua benar-benar dilaksanakan dimanapun masyarakat Bali berada. “Harua tetap memakai masker, menjaga jarak dan menjaga kesehatan tubuh dengan asupan vitamin dan makanan yang sehat,”pungkasnya. (arn)