KUTA – Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kuta ikut bergerak menyikapi permasalahan antara manajemen dan karyawan Hotel Discovery Kartika Plaza khususnya yang berasal dari Kuta, Jumat (12/6) sore. Mediasi yang dilaksanakan di ruang pertemuan lantai III Kantor Lurah Kuta itu berakhir dengan kata maaf dari pihak manajemen hotel.
“Ini kami laksanakan agar apa yang terjadi tidak malah simpang siur. Kami di LPM, sangat peduli dengan warga kami di Kuta ini. Namun demikian, sebagai lembaga peberdayaan, kami tidak mau mendengar sepihak berita-berita yang kurang jelas. Apalagi ketika itu berkaitan dengan warga Kuta,” tegas Ketua LPM Kuta Putu Adnyana.
Selain Bendesa Adat Kuta Wayan Wasista, pihak manajemen Hotel Discovery Kartika Plaza, para kelian suka duka, para kaling se-Kelurahan Kuta, serta warga Kuta yang bekerja di hotel bersangkutan, juga ikut hadir. Ketegangan sempat terjadi, ketika Pokja Desa Adat Kuta mengungkap soal tindakan yang dilakukan pihak manajemen, menyikapi kekurangan stok barang. Dimana tindakan investigasi yang telah dilakukan oleh pihak manajemen, dirasa berlebihan. Karena dinilai ada unsur intervensi termasuk dengan kekerasan fisik.
Pernyataan yang disampaikan oleh Agung Baskara dari Tim Pokja Desa Adat Kuta itupun ditanggapi langsung oleh manajemen Hotel Discovery Kartika Plaza, dalam hal ini Pandu Djojoadisoeprapto. Dia meminta maaf atas kejadian yang telah terjadi, sekaligus mengakui bahwa kini pihaknya juga telah dilaporkan ke kepolisian kaitan dengan itu.
Bukan hanya itu, Pandu juga berjanji akan segera mencabut surat-surat pernyataan karyawan asal Kuta, yang sebelumnya dibuat kaitan dengan proses investigasi yang dilakukan oleh pihaknya. “Permintaan Pokja mengenai pencabutan status surat pernyataan, segera akan kami buat dan kirimkan ke Bapak Bendesa,” ucap Pandu dalam pertemuan.
Lebih lanjut, selain Agung Baskara, Nengah Jesna yang juga dari Tim Pokja Desa Adat Kuta juga sempat angkat bicara kaitan dengan permasalahan itu. Dia menyebut sangat menyayangkan cara manajemen dalam menyikapi permasalahan yang terjadi. Menurut dia, cara berbau intervensi yang dilakukan pihak manajemen harusnya tidak terjadi. Jikapun ada karyawan asal Kuta yang terbukti melakukan kesalahan, lembaga-lembaga di Kuta dipastikan siap diajak berkoordinasi untuk ikut melakukan penyikapan.
Sementara itu, Bendesa Adat Kuta Wayan Wasista menyebut sangat menghargai permintaan maaf dari pihak manajemen. Apalagi itu disampaikan secara tatap muka langsung. “Permintaan maaf yang disampaikan dengan tulus, harus kita terima dengan lapang dada,” tutupnya.
Persoalan ini muncul bermula dilakukannya investigasi oleh pihak manajemen kepada para karyawan berawal dari temuan kekurangan stok barang berupa minuman seperti beer, soft drink, juice, dan mineral water. Hal tersebut ditemukan ketika pihak manajemen memutuskan untuk melakukan stock opname,
kaitan dengan kondisi sepinya hotel akibat pandemi Covid-19. Dalam surat tersebut juga diakui bahwa proses investigasi berlangsung alot. Selain karyawan department FB Service dan FB Kitchen, investigasi juga menyasar department House Keeping, Engineering, Finance, Sales & Marketing, Spa Recreation dan Human Resource, serta Front Office. (adi)