DENPASAR – Kelompok masyarakat Kerta Yoga juga masuk daftar sasaran DPC Peradi Denpasar untuk menerima paket sembako melalui “Peradi Denpasar Peduli”. Tim yang dikomando Ketua DPC Peradi Denpasar I Nyoman Budi Adnyana, Senin (25/5/2020) mendatangi sekretariat kelompok masyarakat Kerta Yoga di Banjar Karangsari, Desa Dangin Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara.
Kerta Yoga merupakan sebuah perkumpulan berdiri sejak tahun 1965 dengan anggota sebagian besar merupakan masyarakat perantauan khususnya dari Karangasem yang pekerjaan sehari-harinya ada yang bekerja sebagai buruh harian (tukang suwun), kusir dokar, dagang canang dan sektor informal lainnya. Sdari mereka juga jadi pedagang kecil di Pasar Badung, Pasar Satria dan Pasar Kereneng.
Nyoman Budi Adnyana didampingi oleh Fredrik Billy (Sekretaris DPC Peradi Denpasarserta beberapa pengurus dan anggota DPC Peradi Denpasar lainnya, menyerahkan bantuan berupa 100 paket sembako dan 100 pcs masker yang diterima langsung oleh Ketua Perkumpulan Kerta Yoga I Wayan Karmi bersama jajaran pengurus serta Kelian Dadia yang mewakili sembilan Dadia dan beberapa anggota lainnya yang hadir.
Menurut Budi Adnyana, kegiatan penyaluran paket sembako dan masker ini merupakan bentuk kepedulian DPC Peradi Denpasar yang diharapkan bisa membantu sedikit meringankan beban masyarakat terdampak pandemi COVID-19. “Aksi kemanusiaan Peradi diperuntukkan untuk saudara – saudara ini kita tanpa memandang status sosial, daerah asal, suku, agama, ras ataupun sekat-sekat/perbedaan lainnya, hal ini sesuai dengan fitrah seorang Advokat yang memberikan bantuan hukum kepada siapapun yang memerlukannya tanpa memandang SARA dengan selalu menjunjung tinggi Kode Etik Advokat Indonesia dan peraturan perundangan yang berlaku” ungkapnya.
Sedangkan I Wayan Karmi dan Ketut Wija selaku Ketua dan Wakil Perkumpulan Kerta Yoga sangat mengapresiasi pemberian bantuan paket sembako dan masker di tengah pandemi Cvid-19 ini. Bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban sebagian besar anggota perkumpulannya yang memang sedang mengalami keterpurukan ekonomi. Anggota perkumpulan tersebut diakuinya berjumlah sekitar 300 kepala keluarga dan tinggal tersebar di sekitaran Jalan Nangka dan Jalan Gatot Subroto Denpasar. (ari)